Di mata sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Rezza Akbar, sebutan celeng merupakan labelling bagi mereka yang membangkang atau menyimpang dari aturan partai.
Menurut Rezza, PDI-P hingga saat ini belum menentukan sikap resmi terkait Pilpres 2024.
"Karena itu, setiap langkah politik kader PDIP yang terkait dengan posisi mereka dalam Pilpres 2024 jelas mendahului, atau bahkan bertentangan, dengan political position yang akan diambil dan ditetapkan oleh partai secara formal," tambahnya.
Bagi Rezza, sebutan celeng dari Bambang Pacul hanya merupakan dinamika dalam partai politik.
Namun, menurutnya, ada yang hal lebih menarik adalah soal respons PDI-P kepada Ganjar jelang Pilpres 2024.
"Lebih menarik untuk disimak bagaimana reaksi partai ke depannya terhadap Ganjar daripada terhadap Bambang. Sikap serta diskursus Bambang "Pacul" sebenarnya hanya merupakan reaksi terhadap dinamika langkah-langkah politik terkait Pilpres 2024 dari Ganjar, atau setidaknya para pendukungnya. Jika dinamika ini berhenti atau hilang, maka reaksi Bambang "Pacul" ini akan mereda dengan sendirinya," katanya kepada Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Geger Sebutan Kader Celeng di PDI-P, Ganjar Pranowo: Agar Tertib, Gitu Aja
Namun, dirinya menduga, cepat atau lambat politisi PDI-P lainnya akan tampil untuk meredam masalah tersebut.
"Pertentangan ini makin transparan secara publik, jelas kemudian akan menghasilkan citra politik yang dengan sendirinya akan disadari sebagai hal yang tidak mengesankan bagi PDIP," katanya.
"Karena itu, nantinya akan ada elite PDIP lainnya yang tampil dengan fungsinya sebagai penyampai diskursus bahwa semua ini bukan masalah besar, ini hanya dinamika yang biasa di tubuh partai, PDIP tetap solid, atau semacamnya," tambahnya.