Selain Alex, sebut Syafrizal, ada satu lagi atlet SOIna Kepulauan Meranti yang tak punya sepatu saat berangkat ke Pekanbaru.
Namanya Astri, atlet futsal putri yang berhasil meraih medali perak.
"Astri juga tak punya sepatu buat tanding. Tadi dicarikan sepatu pinjam sama pendamping. Alhamdulillah, Astri dapat medali perak," sebut Syafrizal.
Ongkos travel ngutang
Syafrizal mengatakan, atlet SOIna Kepulauan Meranti yang berangkat ke Pekanbaru sebanyak delapan orang dan dua pendamping. Semua atlet tunagrahita yang rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu.
Jumlah atlet yang diberangkatkan terpaksa dikurangi karena tak ada biaya.
"Kalau semuanya kan kita ada 15 atlet dan lima pendampingan yang akan berangkat ke Pekanbaru. Karena tak ada biaya, jadi yang berangkat cuma delapan atlet dan dua pendamping," sebut Syafrizal.
Baca juga: Vaksinasi Dosis Kedua bagi 77.729 Warga Pekanbaru Tertunda, Ini Penyebabnya
Atlet yang diberangkatkan dari cabor atletik, bulu tangkis, bocce, futsal, renang, lompat jauh, bola voli, tenis meja, dan bola tangan.
Sebelum berangkat ke ibu kota Provinsi Riau, Syafrizal mengaku bingung memikirkan biaya transportasi dan perlengkapan.
"Kita memang tak ada biaya sama sekali. Biasanya kita memang fasilitasi perlengkapan atlet, tapi sekarang tak ada biaya. Dari sekolah kita berharap dana BOS, itu pun tidak ada tahun ini karena ada permasalahan dari operator, jadinya ya mau gimana lagi," ungkap Syafrizal yang juga kepala sekolah SLB Sekar Meranti.
Syafrizal mengaku sudah mengadu kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti, untuk biaya operasional atlet SOIna ke Pekanbaru.
Ia diminta memasukkan proposal. Setelah dimasukkan proposal, tapi ternyata tak dikabulkan juga. Padahal, sebut Syafrizal, biaya yang diminta ke pemerintah cuma sebesar Rp 28 juta.
"Kami sudah masukkan proposal, tapi tak direspon dengan baik," sebut Syafrizal.