PADANG, KOMPAS.com - Sisa makanan merupakan jenis sampah yang mendominasi di Kota Padang, Sumatera Barat.
"Dari 500-600 ton itu, 61,21 persen lebih merupakan sampah sisa makanan yang tidak habis dimakan."
Demikian ujar Sekretaris Daerah Kota Padang, Andree Algamar, Kamis (2/5/2024) kemarin, kepada sejumlah wartawan.
Terkait hal ini, Andree lalu mengimbau warga agar mengambil makanan secukupnya dan tidak dikendalikan nafsu atau pun selera saja.
Baca juga: Kurangi Sampah Makanan, Kontribusi Lestarikan Bumi
“Jadi saat mengambil atau memesan makanan jangan menurutkan nafsu. Nanti makanan tersebut tidak habis dan bersisa sehingga mubazir. Segala yang mubazir itu tidak baik,” kata dia.
Sisa makanan tersebut berasal dari kegiatan-kegiatan acara.
"Sisa makanan yang tidak habis di makan tersebut banyak berasal catering pesta perkawinan, acara kegiatan di hotel-hotel, serta kegiatan lainnya," ungkap dia.
Lebih jauh Andree menyebut, sampah lainnya yaitu sampah daun dan kayu sebanyak 8,4 persen, sampah kertas 6,1 persen, sampah plastik 12,4 persen, dan sampah logam 0,16 persen.
Kemudian sampah tekstil 2,9 persen, sampah karet 1,5 persen, sampah kaca 2,4 persen, dan sampah jenis lain 4,9 persen.
Baca juga: Sampah Makanan Bikin Perubahan Iklim Makin Parah, Kok Bisa?
“Kami juga mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan tempat, apalagi ke drainase."
"Jika hujan, maka akan terjadi penyumbatan di drainase, dan air tidak mengalir dengan lancar. Hal itu tentunya akan menyebabkan banjir,” ujar Andree.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.