Wisman akan diarahkan untuk melakukan input data dan petugas melakukan kontrol data serta print barcode.
Setelahnya, wisman juga harus melewati pemeriksaan dokumen kesehatan dan hotel karantina yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dengan melakukan barcode tapping.
Tahap berikutnya adalah pengambilan sample RT-PCR penumpang. Berdasarkan pantauan Indra di Bandara Ngurah Rai, sudah ada 20 bilik tes RT-PCR untuk wisman.
Setelahnya, penumpang diarahkan ke konter imigrasi untuk pemeriksaan dokumen keimigrasian. Lalu, dilanjutkan ke pengambilan bagasi milik penumpang di conveyor belt dan pemindaian barcode electronic customs declaration oleh petugas bea cukai.
"Pihak bandara juga menyediakan ruang tunggu bagi penumpang selama menunggu hasil RT-PCR. Di ruang tunggu ini juga akan dilakukan pendataan oleh pihak hotel karantina yang diperkirakan membutuhkan waktu 60 menit," tuturnya.
Baca juga: Dibuka 14 Oktober, Begini Alur Kedatangan Wisatawan Mancanegara di Bali
Bagi Indra, simulasi kedatangan wisman tersebut menjadi bagian penting untuk menguji SOP yang telah dirancang.
Sebab, setelah kebijakan membuka pintu pariwisata internasional Bali diumumkan oleh pemerintah pusat, seluruh stakeholder, kata Indra, harus bertanggung jawab memastikan SOP bisa berjalan dengan baik.
“SOP ini harus mampu mengendalikan arus kedatangan penumpang dari baru datang, pengambilan sampel RT-PCR, proses pemeriksaan imigrasi dan bea cukai hingga holding area dan diantarkan ke tempat menginap sementara atau rumah sakit bagi yang hasil RT-PCR positif Covid-19," tuturnya.
Ia pun berharap, seluruh SOP yang sudah disimulasikan itu berjalan dengan baik. Dengan begitu, tujuan untuk memperbaiki perekonomian Bali bisa tercapai sembari mengendalikan Covid-19.
“Pintu Bali untuk wisatawan dibuka, tapi kasus Covid-19 tak boleh naik. Itu yang harus menjadi konsen semua pihak. Oleh sebab itu, SOP ini harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.