Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sehari Bersama Mustafa, Penyandang Tuli Wicara Sang Pawang Orang Utan Liar di Aceh Singkil

Kompas.com - 09/10/2021, 15:05 WIB
Rachmawati

Editor

Bertemu empat orang utan

Baru sebentar berpindah tempat, sekelebat bayangan terlihat di antara dua batang pohon.

Raut wajah Mustafa seketika kembali bersemangat. Dia berteriak dan mengayunkan tangan, memberi isyarat kepada orang utan itu supaya mendekat.

"Itu induk orang utan. Dia takut, makanya tidak mau mendekat karena sedang menggendong dua bayinya," Mustafa menjelaskan dengan bahasa isyarat.

"Karena kita ramai, dikira mau ambil bayi dia. Makanya dia pindah ke pohon lain," lanjutnya.

Baca juga: Penjual 2 Anak Orangutan via Bakauheni Ditangkap, Kamar Kontrakannya Jadi Gudang Penyimpanan Satwa

Menurut Muriadi, biasanya orang utan akan datang mendekat ketika Mustafa memanggil. Namun karena sekarang marak terjadi pengambilan anak orang utan oleh pemburu, primata itu mungkin merasa takut.

"Dulu, Si Mus sering datang membawa makanan seperti tebu dan lainnya. Kalau dua sudah datang, orang utan pasti merapat ke dia," ujar Muriadi.

"Itulah uniknya Si Mus. Mungkin kalau kita yang teriak, orang utan malah kabur."

Sebagai penyandang disabilitas tuli wicara, Mustafa hanya mengenyam pendidikan hingga kelas enam sekolah dasar.

Baca juga: Derita 2 Anak Orangutan, Disembunyikan Dalam Keranjang Buah di Bagasi Bus

Kawasan Rawa Singkil adalah salah satu wilayah dengan populasi orang utan terpadat di Sumatera.dok BBC Indonesia Kawasan Rawa Singkil adalah salah satu wilayah dengan populasi orang utan terpadat di Sumatera.
Itu pun asal naik kelas, kata Muriadi, mengikuti teman-temannya yang naik kelas.

Mustafa juga tidak pernah belajar bahasa isyarat secara formal, maka komunikasi dengan keluarga pun dilakukannya dengan bahasa isyarat seadanya.

Tapi keterbatasan ini kemudian menjadi kelebihan tersendiri bagi Mustafa.

Sejak dia mulai masuk ke hutan pada 2015, ada sembilan orang utan yang dekat dengannya.

"Mulanya dia coba teriakin dan coba mendekat. Orang utan itu pun suka dengan dia. Beberapa hari kemudian dia bawa makanan, seperti tebu," lanjut Muriadi.

"Sembilan orang utan akan datang kalau saya ke sini membawa makanan," kata Mustafa, menambahkan bahwa sekarang membawa makanan untuk orang utan dilarang.

Baca juga: Dua Orangutan Sumatera Pulang Kampung, Setelah Diserahkan Pemeliharanya di Semarang

"Makanya dia semakin sayang pada orang utan. Dan orang utan pun sayang sama dia," ujar Muriadi.

Dalam perjalanan menuju pondok pemancing lele, Mustafa melihat satu lagi orang utan. Ini orang utan jantan dan lebih muda dari yang ditemui sebelumnya, kata dia.

"Dia sedang mematahkan ranting untuk mencari makan," sebut Mustafa.

Wajahnya kini tampak begitu bahagia. Dia tertawa kegirangan dan meloncat-loncat di atas perahu.

Baca juga: Birute Galdikas Dokter Jerman, 50 Tahun Mengabdi untuk Orangutan, Menikah dengan Pria Dayak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com