CIANJUR, KOMPAS.com – Sampah plastik merupakan permasalahan paling krusial bagi lingkungan saat ini.
Sifatnya yang sulit terurai bisa mengancam kelestarian alam dan lingkungan di masa yang akan datang.
Apalagi, pemakaian plastik di tengah kehidupan masyarakat dewasa ini sangat tinggi.
Baca juga: Hiu Paus Mati Terdampar di Cianjur, Akhirnya Dikonsumsi Warga
Mulai dari furnitur, perkakas rumah tangga, hingga bungkus jajanan dan kemasan makanan atau minuman, semuanya nyaris berbahan dasar plastik.
Oleh karena itu, upaya mendaur ulang sampah jenis anorganik dalam skala apapun akan berdampak besar bagi penyelamatan lingkungan.
Hal ini yang kemudian mendorong seorang kepala sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bernama Nurhayati menggagas gerakan cinta lingkungan melalui konsep ecobrick.
Baca juga: Jatuh Bangun Perajin Manisan Legendaris Cianjur di Tengah Pandemi
Ecobrick sendiri merupakan proses daur ulang ramah lingkungan dengan memanfaatkan media botol plastik yang dipadatkan.
Nurhayati mengenalkan ecobrick yang merupakan bagian dari semangat zero waste life style atau gaya hidup bebas sampah ini kepada para murid.
Siswa juga dilibatkan langsung dalam pengolahan sampah, terutama sampah jenis plastik yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka.
Bank sampah yang didirikan di lingkungan sekolah menjadi laboratorium siswa yang diintegrasikan pada mata pelajaran terkait.
Nurhayati selaku Kepala SDN Sukatani di Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, melakukan langkah awal dengan mewajibkan siswa membawa sampah plastik ke sekolah.
Selain itu, bungkus plastik bekas jajanan juga wajib disetorkan siswa ke bank sampah yang dikelola sekolah.
Sampah yang sudah terkumpul selanjutnya diolah menjadi ecobrick.
Seluruh proses pengerjaannya melibatkan para siswa.
Mereka memilah dan memasukkan sampah bekas jajanan, seperti bungkus permen dan kudapan ke dalam botol-botol plastik.
“Sampah plastik yang biasanya dibuang ke tempat sampah itu dimasukkan ke dalam botol, dan dipadatkan hingga beratnya mencapai 200 gram,” kata Nurhayati saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/9/2021).