Konsep ecobrick ini telah digagas Nurhayati sejak 2019, saat ia mengemban tugas sebagai kepala di sekolah tersebut.
Menurut dia, selain bisa mengurangi volume sampah dan menciptakan lingkungan yang bersih, pemanfaatan ecobrick juga sangat berguna sebagai penghias lingkungan sekolah.
"Hasilnya dijadikan gapura sekolah, dan bahan membuat furnitur, seperti rak buku, meja, dan kursi sofa," ujar dia.
Baca juga: KA Siliwangi Jurusan Cipatat-Cianjur-Sukabumi Kembali Beroperasi
Selain itu, Nurhayati menyulap lahan belakang sekolah menjadi taman ecobrick yang ramah lingkungan dengan hamparan bunga yang berwarna-warni.
Di area yang sama juga dibangun saung baca, di mana material yang digunakannya juga berasal dari ecobrick buatan siswa.
Menurut Nurhayati, kegiatan mendaur ulang sampah ini diintegrasikan ke mata pelajaran IPA, PPKn, serta Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
Siswa yang berkontribusi akan mendapatkan poin berupa nilai tambahan pada tiga mata pelajaran tersebut.
"Kepedulian terhadap lingkungan ini tentunya harus ditanamkan sedari dini, dan jenjang sekolah dasar adalah pondasi untuk menanamkan sikap, moral, karakter dan spiritualitas tersebut," kata Nurhayati.
Menurut Nurhayati, mengurangi penggunaan plastik merupakan bentuk kecintaan terhadap lingkungan.
Pasalnya, sampah plastik merupakan jenis limbah yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat terurai.
Untuk sampah botol plastik misalnya, butuh 450 tahun untuk bisa terurai; limbah kaleng 200 tahun; bungkus mie instan perlu 100 tahun; dan kantong plastik 20 tahun.
“Apalagi yang styrofoam, itu sampah abadi yang tidak bisa terurai sama sekali,“ ujar dia.
Oleh karena itu, melalui program ini, Nurhayati berharap siswanya bisa menjadi duta kebersihan di lingkungannya masing-masing.
Dengan begitu, kepedulian terhadap lingkungan, menjaganya tetap bersih dan sehat akan menjadi bagian dari gaya hidup.
“Tentu saja manfaatnya juga tak hanya dirasakan oleh siswa sendiri, melainkan juga oleh generasi di masa yang akan datang,“ kata Nurhayati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.