Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Warga Sikka, Harus Naik Turun Bukit Sejauh 4 Kilometer demi Air Bersih

Kompas.com - 25/09/2021, 19:16 WIB
Nansianus Taris,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Demi mendapatkan air bersih, warga Dusun Natarita, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus menempuh perjalanan sejauh 4 kilometer.

Mereka harus berjalan kaki sejauh itu karena tidak ada ketersediaan air bersih di wilayah mereka.

Jhon Ento Lewar, warga Dusun Natarita, menuturkan, untuk mendapatkan air bersih warga terpaksa harus berjalan kaki menuju sumber mata air Wair Puat yang terletak bagian utara wilayah itu.

"Kami selama ini ambil air di pertigaan Natar Leba, itu bagi yang punya motor. Kalau yang tidak punya motor, mereka beli tiga jeriken ukuran lima liter dengan harga Rp 10.000. Bagi yang mampu bisa beli pake per drum dengan harga Rp 50.000,” tutur Ento, Sabtu (25/9/2021) siang.

“Kalau tidak bisa beli, yah, terpaksa jalan kaki pergi ambil air. Jalan kaki sejauh 4 kilometer menuju mata air,” sambung dia.

Baca juga: Wisata Tanjung Lesung Punya Instalasi Pengolah Air, 36.000 Warga Pandeglang dan Wisatawan Bakal Nikmati Air Bersih

Dari mata air itu, kata dia, mereka bisa memikul jeriken berisi 20 liter air. Namun, tiba di rumah, air itu biasanya hanya tersisa 15 liter.

Hal itu disebabkan, 5 liternya habis diminum selama dalam perjalanan.

“Kita pikul melalui jalan rusak dan terjal. Jadinya sampai di rumah, dari 20 liter sisa 15. 5 liternya kita minum di tengah jalan. Itu tadi, jalannya jauh," katanya.

Terhadap kondisi itu, warga sangat berharap agar pemerintah bisa membantu mereka mengatasi kesulitan air bersih yang sudah dialami.

Air bersih, lanjut dia, merupakan kebutuhan pokok warga yang mesti diperhatikan pemerintah.

“Kita merindukan air masuk di depan rumah. Kita timba air langsung di keran seperti di wilayah lainnnya,” ujar dia.

Baca juga: Kemarau Masih Panjang, Stok Air Bersih di Semarang Tersisa 150.000 Liter

Theresia Krismiyati, warga Natarita lain, juga mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan air bersih.

"Kami air minumnya setengah mati. Kami ambil air bersih sejauh 4 kilometer dari kampung ke mata air," ungkapnya.

Dia menuturkan, bagi warga yang tidak mempunyai kendaraan roda dua, biasanya membeli air bersih dengan harga bervariasi.

Mulai Rp 50.000 per drum sampai Rp 700.000 per tangki mobil.

Kepala Dusun Natarita Yulius Bapa Nenang menjelaskan, kesulitan mendapatkan air bersih di wilayahnya itu menjadi kendala bagi ratusan warga di dusun itu.

Baca juga: Kekeringan Mengintai, BPBD Kabupaten Semarang Siapkan 750.000 Liter Air Bersih

Dusun Natarita sebenarnya punya satu mata air, tapi lokasinya jauh dari kawasan pemukiman.

"Airnya tidak bisa naik ke pemukiman warga," ujarnya.

Dia pun berharap kepada pemerintah daerah dapat membantu warganya untuk mengatasi kesulitan bersih.

"Mungkin Pemda ada program atau alat yang bisa mengaliri air dari tempat yang rendah ke yang tinggi. Karena di sini ada mata air, tetapi di berada di bawah dari wilayah pemukiman,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com