Ditambah lagi, kata dia, jagung pemberian Presiden Joko Widodo untuk Suroto, peternak pembentang poster ke arah Jokowi, sebanyak 20 ton juga berasal dari gudang yang berbeda lagi di Jawa Tengah.
"Jagung yang diberikan untuk Pak Suroto kalau tidak salah dari Pekalongan," ujarnya.
Suryono sependapat dengan Kementerian Perdagangan yang menyatakan kesulitan jika harus melakukan pengadaan jagung sebanyak 7.000 ton.
"Kemendag pasti juga sudah melakukan survei di lapangan dan mendapati fakta kelangkaan jagung," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Koperasi PUTERA, Sukarman, menyampaikan keraguan serupa terkait klaim stok jagung oleh Kementan.
Menurut Sukarman, angka stok 2,3 juta ton yang diajukan Kementan berasal dari kalkulasi data luasan lahan jagung yang tidak valid.
Sukarman mengatakan, Kementan harus melakukan pembaruan data luasan lahan jagung.
"Dan untuk jangka panjang harus ada program menambah luasan lahan jagung khususnya di luar Pulau Jawa. Ini jika hendak swasembada jagung," ujarnya.
Baca juga: Saling Bantah Pejabat Kemendag Vs Kementan soal Stok Jagung
Sementara itu, Suryono menambahkan bahwa lahan jagung di Pulau Jawa sudah sulit diharapkan penambahannya.
Menurutnya, yang terjadi justru sebaliknya yaitu adanya penyusutan lahan jagung akibat konversi ke tanaman lain.
"Contohnya di Kabupaten Blitar, terutama di kawasan selatan yang terdapat lahan pertanian tadah hujan yang sangat luas. Dulu ditanami jagung tapi sejak beberapa tahun terakhir sekitar 70 persennya berganti ke tanaman tebu," jelasnya.
Baca juga: Harga Jagung di Pasaran Turun Jadi Rp 5.300 Per Kg, Peternak Blitar: Dampak Realisasi Janji Jokowi