Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Ragukan Klaim Kementan soal Stok Jagung 2,3 Juta Ton, Mengapa?

Kompas.com - 23/09/2021, 17:00 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Peternak ayam petelur meragukan klaim Kementerian Pertanian tentang ketersediaan stok jagung nasional sebanyak 2,3 juta ton.

Bagi kalangan peternak unggas, khususnya ayam petelur, jika klaim stok itu benar maka harga jagung tidak akan melonjak hingga di atas Rp 6.000 per kilogram.

Baca juga: Stabilkan Harga Telur Ayam yang Anjlok, Berdikari Serap Telur dari Peternak di Blitar

Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Suryono mengatakan, klaim ketersediaan stok jagung nasional sebanyak 2,3 juta ton tidak didukung bukti nyata di lapangan.

"Kalau stok itu memang ada sejumlah itu, tidak masuk akal harga jagung sampai meningkat mahal lebih dari Rp 6.000 per kilogram," ujarnya dihubungi Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Fakta di lapangan, ujarnya, harga jagung mahal dan sempat terjadi kelangkaan.

Baca juga: Kota Blitar PPKM Level 3 di Instruksi Mendagri, Wali Kota: Sesuai Rilis Bu Gubernur, Kita di Level 2

Pengiriman jagung bantuan dari Kementan melalui Dirjen Tanaman Pangan sebanyak 1.000 ton yang sedang berlangsung, ujarnya, juga memunculkan bukti lemahnya klaim tersebut.

Dari 1.000 ton itu, peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar mendapatkan jatah sebanyak 350 ton yang dikirim ke Koperasi PUTERA, koperasi peternak ayam petelur rakyat.

Menurut Suryono, sebanyak 190 ton jagung yang sudah diterima Koperasi PUTERA berasal dari beberapa gudang di daerah yang berbeda-beda pula, antara lain, Tuban, Gresik, dan Lamongan.

Bahkan, peternak ayam penerima bantuan jagung seharga Rp 4.500 per kilogram itu ada yang melaporkan adanya jagung yang tingkat kekeringannya masih rendah.

Hal itu, jelasnya, mengindikasikan bahwa pihak pemasok yang ditunjuk Kementan bahkan harus mengambil juga jagung dari petani.

"Kalau memang stok jagung jutaan ton, kenapa untuk menyediakan jagung ratusan ton saja harus mengambil dari banyak tempat," ujarnya.

Baca juga: Pesta Miras di Blitar Berakhir Pembunuhan, AM Tewas di Tangan Teman

 

Suroto memeriksa jagung pemberian Presiden Jokowi untuk dirinya, Senin (20/9/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Suroto memeriksa jagung pemberian Presiden Jokowi untuk dirinya, Senin (20/9/2021)
Ditambah lagi, kata dia, jagung pemberian Presiden Joko Widodo untuk Suroto, peternak pembentang poster ke arah Jokowi, sebanyak 20 ton juga berasal dari gudang yang berbeda lagi di Jawa Tengah.

"Jagung yang diberikan untuk Pak Suroto kalau tidak salah dari Pekalongan," ujarnya.

Suryono sependapat dengan Kementerian Perdagangan yang menyatakan kesulitan jika harus melakukan pengadaan jagung sebanyak 7.000 ton.

"Kemendag pasti juga sudah melakukan survei di lapangan dan mendapati fakta kelangkaan jagung," ujarnya.

Baca juga: Diundang ke Istana untuk Bertemu Presiden, Ini Sosok Suroto yang Dianggap Jadi Pahlawan Usai Bentangkan Poster ke Arah Jokowi

Data luasan lahan jagung 

Dihubungi terpisah, Ketua Koperasi PUTERA, Sukarman, menyampaikan keraguan serupa terkait klaim stok jagung oleh Kementan.

Menurut Sukarman, angka stok 2,3 juta ton yang diajukan Kementan berasal dari kalkulasi data luasan lahan jagung yang tidak valid.

Sukarman mengatakan, Kementan harus melakukan pembaruan data luasan lahan jagung.

"Dan untuk jangka panjang harus ada program menambah luasan lahan jagung khususnya di luar Pulau Jawa. Ini jika hendak swasembada jagung," ujarnya.

Baca juga: Saling Bantah Pejabat Kemendag Vs Kementan soal Stok Jagung

Sementara itu, Suryono menambahkan bahwa lahan jagung di Pulau Jawa sudah sulit diharapkan penambahannya.

Menurutnya, yang terjadi justru sebaliknya yaitu adanya penyusutan lahan jagung akibat konversi ke tanaman lain.

"Contohnya di Kabupaten Blitar, terutama di kawasan selatan yang terdapat lahan pertanian tadah hujan yang sangat luas. Dulu ditanami jagung tapi sejak beberapa tahun terakhir sekitar 70 persennya berganti ke tanaman tebu," jelasnya.

Baca juga: Harga Jagung di Pasaran Turun Jadi Rp 5.300 Per Kg, Peternak Blitar: Dampak Realisasi Janji Jokowi

 

Kalau pun ada yang masih menanam jagung, tambahnya, banyak yang sudah menjalin kemitraan dengan pabrik pakan ternak sehingga hasil panen tidak mengalir ke pasaran.

Terkait dengan klaim Kementan, Suryono menduga angka stok jagung itu didasarkan pada data luasan lahan pertanian dalam program tanaman pangan termasuk jagung yang ada di Dirjen Tanaman Pangan.

"Kementan sepertinya menghitung dari data petani atau kelompok tani yang menjadi sasaran bantuan dan subsidi dalam program tanaman pangan. Validitas datanya lemah karena subsidi pupuk untuk tanaman jagung belum tentu digunakan untuk tanaman jagung," ujarnya.

Permainan spekulan

Kelangkaan dan mahalnya jagung di pasaran, menurut Suryono, diduga karena adanya campur tangan spekulan.

Para spekulan, jelasnya, bekerja dengan modus klasik yaitu membeli jagung sebanyak mungkin dari petani pada musim panen raya dengan harga murah.

Dengan dukungan finansial yang kuat, ujarnya, spekulan mampu menyimpan jagung untuk waktu yang lama sehingga memiliki keleluasaan memainkan harga pasaran.

"Apakah para spekulan ini pelakunya beririsan dengan pabrik pakan atau pun integrator kami tidak tahu. Tapi kalau ada kemitraan dalam hal pasokan jagung sangat mungkin," ujarnya.

Baca juga: Kementan Sediakan 1.000 Ton Jagung, Peternak di Blitar Masih Tunggu Kepastian Janji Presiden

Suryono maupun Sukarman meminta pemerintah mengambil kebijakan yang konstruktif guna mengatasi masalah jagung bagi peternak yang terus berulang.

"Bulog seharusnya dapat berperan penting dalam menjamin adanya buffer stock jagung untuk menangkal permainan harga oleh spekulan pasar,"  ujar Suryono.

Ketika panen raya jagung, ujarnya, Bulog menyerap hasil panen petani dengan harga wajar.

Namun, Bulog tidak akan dapat bekerja jika tidak ada penugasan dari pemerintah.

Harga jagung menjadi perhatian Presiden Jokowi setelah insiden peternak bernama Suroto membentangkan poster ke arahnya saat berkunjung ke Kota Blitar pada 7 September lalu.

Suroto membentangkan poster bertuliskan "Pak Jokowi Tolong Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar. Telur Murah".

Baca juga: BPCB Jatim Survei Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Belakang Rumah Sakit Kota Blitar

Akibat aksinya, Suroto digelandang ke Kantor Polres Blitar untuk diperiksa. Sepekan kemudian, Suroto bersama Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Rofi Yasifun dan Sukarman diundang Jokowi ke Istana Kepresidenan Rabu (15/9/2021).

Mereka mewakili peternak ayam petelur Blitar dengan kepemilikan ayam di bawah 20.000 ekor yang dikategorikan sebagai peternak kecil atau peternak rakyat.

Sementara, Kabupaten Blitar sendiri merupakan pemasok telur terbesar di tingkat nasional dengan produktivitas antara 1.000 hingga 1.200 ton telur per hari dan kebutuhan jagung per hari antara 1.000 hingga 1.500 ton.

Terdapat lebih dari 5.000 peternak di Blitar dengan total populasi ayam antara 20 hingga 25 juta ekor, meskipun data BPS menyebutkan bahwa total peternak ayam petelur di Blitar hanya 4.300 orang.

Dari jumlah itu, sekitar 80 persen tergolong sebagai peternak rakyat dengan kepemilikan ayam di bawah 20.000 ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com