Budi menjelaskan, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, perkembangan kasus stunting di Kabupaten Jombang pada 2021 terus menurun.
Pada 2020, persentase kasus stunting sebesar 16,9 persen, sebanyak 17,9 persen pada 2019, serta sebesar 20,1 persen pada 2018.
Pada tahun ini, lanjut Budi, pihaknya menetapkan lokus penanganan kasus stunting di 11 desa yang memiliki catatan kasus tertinggi pada 2020.
"Intervensinya pada pemenuhan gizi dan perbaikan pola asuh, juga mempersiapkan remaja sebelum pranikah," ujar dia.
Baca juga: Heboh, Pria Tendang dan Pukul Kades di Jombang, Ini Ceritanya
Adapun kesebelas desa yang menjadi lokus penanganan stunting di Kabupaten Jombang pada 2021, yakni Desa Murukan, Kecamatan Mojoagung, Desa Gadingmangu Kecamatan Perak, serta Desa Curahmalang Kecamatan Sumobito.
Kemudian, Desa Perak, Kecamatan Diwek, Desa Rejoslamet Kecamatan Mojowarno, serta Desa Pakel Kecamatan Bareng dan Desa Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan.
Berikutnya, Desa Kalikejambon, Kecamatan Tembelang, Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, serta Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto, dan Desa Darurejo Kecamatan Plandaan.
Baca juga: Kabupaten Pakpak Bharat Darurat Stunting, Bayi-bayi yang Lahir Beratnya Kurang dari 2,5 Kg
Dari 11 desa tersebut, Desa Murukan, Kecamatan Mojoagung, pada 2020 mencatatakan kasus tertinggi sebesar 41,20 persen dari 220 lebih balita di desa itu yang menjadi sasaran timbang.
Untuk diketahui, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.