Selain perubahan kuantitas, kini gendang beleq juga mengalami pergeseran fungsi.
Gendang beleq yang dulunya digunakan untuk menyambut pasukan perang, kini digunakan sebagai musik penyambutan kedatangan para tamu, hingga acara-acara kebudayaan.
Sementara itu Dosen Seni Universitas Nahatul Ulama (UNU) NTB Nur Kholis Sumardi berpendapat bahwa perkembangan musik gendang beleq muncul di atas abad ke-19.
Hal tersebut didasarkan pengamatan terhadap persebaran instrumen musik yang terbuat dari baja atau perunggu.
Baca juga: GNI Gresik, Saksi Bisu Sejarah, Simbol Gotong Royong Masyarakat yang Sempat akan Dibongkar
Kholis menjelaskan, ada instrumen dalam kelompok gendang beleq yang terbuat dari perunggu, seperti ceng-ceng atau cemprang.
Menurutnya, alat-alat itu merupakan salah satu instrumen musik simbal yang berkembang pada abad ke-19 yang dibawa oleh pengaruh barat.
"Perkembangan tipe-tipe musik simbal terjadi abad 19, seperti cemprang (ceng-ceng) di situ masanya 1900-an masehi, kuat dugaan saya bahwa mustahil awal perkembangan gendang beleq di bawah 1800," kata Kholis.
Kendati demikian, menurut Kholis, cikal bakal dari musik gendang beleq sudah muncul sekitar abad 13 hal itu dibuktikan dengan bentuk alat musik dan cara bermain musik sistematis yang diperkenalkan oleh kebudayaan India.
"Seperti musik matematis sudah zaman dulu, gendang beleq salah satunya ini dengan memainkan musik sistematis, emberio gendang beleq sudah ada sejak abad ke-13," kata Kholis.
Baca juga: Monumen Bajra Sandhi: Merawat Ingatan Perjuangan Kemerdekaan RI di Bali
Dijelaskan Kholis, cikal bakal gendang beleq sudah ada di sekitar abad ke-13, seperti gendang kecodak atau kedodak yang mirip dengan gendang beleq, namun bentuknya kecil.
Dosen alumni Institut Seni Yogyakarta itu menjelaskan bahwa instrumen musik gendang beleq awalnya masih terpisah-pisah belum bergabung menjadi kesatuan yang kini disebutkan gendang beleq.
Ditegaskan Kholis bahwa kesenian tradisional gendang beleq muncul eksis bersama dengan perkembangannya instrumen musik lainnya seperti keberadaan cemprang yang perkembangan pada abad ke-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.