Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gendang Beleq, Musik Tradisional Lombok, Dulu Dipakai untuk Menyambut Pasukan Perang

Kompas.com - 19/09/2021, 14:10 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com- Gendang beleq merupakan salah satu musik tradisional yang telah diwariskan orang terdahulu masyarakat Suku Sasak yang mendiami pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Masyarakat Lombok tentu tidak asing lagi dengan kelompok musik gendang beleq.

Kelompok penabuh gendang ini biasanya terdiri dari belasan personel. Mereka kerap tampil sebagai penghibur saat hajatan.

Gendang beleq biasanya digunakan sebagai pengiring tradisi nyongkolan saat resepsi pernikahan.

Tidak hanya itu gendang beleq juga digunakan untuk hajatan lain seperti saat pelaksanan khitanan atau beberapa kegiatan adat lainnya.

Namun, sebelum gendang beleq difungsikan sebagai pengiring pengantin saat nyongkolan, gendang beleq awalnya digunakan untuk pemberi semangat saat akan mengantar atau menyambut pasukan perang.

Baca juga: Tanean Lanjhang, Rumah Adat Madura, Simbol Kuatnya Kekerabatan dan Keharmonisan Cinta

Diperkirakan ada sejak abad ke-14

salah satu grup musik tradisional Gendang beleq saat mengiringi pengantinKOMPAS.COM/IDHAM KHALID salah satu grup musik tradisional Gendang beleq saat mengiringi pengantin

Pengamat Budaya Lombok Lalu Anggawa Nuraksi menjelaskan, gendang beleq diperkirakan muncul pada abad ke-14 Masehi atau sekitar seratusan tahun pasca-letusan gunung Samalas atau Rinjani.

“Gendang beleq ini muncul pada zaman kedatuan (konsep pemerintahan Sasak) sebagai pemberi spirit untuk melepas pasukan di kala dia berangkat perang maupun di kala dia pulang, jadi dengan gendang beleq dia disambut” kata Anggawa.

Anggawa menjelaskan mengapa alat musik itu disebut gendang beleq.

Dalam bahasa Sasak beleq berarti besar. Gendang beleq disebut demikian karena mempunyai ciri khas memiliki gendang besar.

Adapun gendang beleq sendiri sendiri mempunyai panjang 110 sentimeter dengan rata-rata berat 2,5 kilogram.

“Kenapa disebut gendang beleq, karena gendangnya besar, panjang 100 meter 10 sentimeter,” kata Anggawa.

Baca juga: Mengenal Reti Iyang, Kuburan Batu Megalitikum dengan Relief Ikan di Sumba Timur dan Kisah Umbu Mehanguru Mehataku

Biasanya gendang beleq terbuat dari jenis kayu yang besar namun ringan, seperti pohon meranti, pohon randu, kemudian dilubangi berbentuk tabung dan dipasangkan kulit sapi.

Dalam musik tradisional tersebut, gendang beleq awalnya memiliki 17 personel yakni dua orang sebagai penabuh gendang beleq itu sendiri, lima orang sebagai pemain ceng-ceng yakni alat musik terbuat dari baja berupa piringan.

Kemudian, dua orang sebagai pemain reong, dua orang pemukul gong, empat orang pemikul gong, satu orang pemain petuk, dan satu lagi pemain seruling.

Namun seiring perkembangan kebudayaan, gendang beleq kini sudah mengalami perubahan baik dari fungsinya maupun kuantitas jumlah personel.

Kini gendang beleq ada yang beranggotakan 20 lebih personel, terutama ada penambahan personel gendang beleq yang awalanya dua penabuh, sekarang menjadi enam hingga sepuluh penabuh.

Baca juga: Mengenal Kaldu Kokot, Kuliner Madura yang Melegenda

 

Pertunjukan Gendang Beleq di Desa Sade, Lombok, NTB. Dok. Shutterstock/ Farizun Amrod Saad Pertunjukan Gendang Beleq di Desa Sade, Lombok, NTB.
Selain perubahan kuantitas, kini gendang beleq juga mengalami pergeseran fungsi.

Gendang beleq yang dulunya digunakan untuk menyambut pasukan perang, kini digunakan sebagai musik penyambutan kedatangan para tamu, hingga acara-acara kebudayaan.

Sementara itu Dosen Seni Universitas Nahatul Ulama (UNU) NTB Nur Kholis Sumardi berpendapat bahwa perkembangan musik gendang beleq muncul di atas abad ke-19.

Hal tersebut didasarkan pengamatan terhadap persebaran instrumen musik yang terbuat dari baja atau perunggu.

Baca juga: GNI Gresik, Saksi Bisu Sejarah, Simbol Gotong Royong Masyarakat yang Sempat akan Dibongkar

Kholis menjelaskan, ada instrumen dalam kelompok gendang beleq yang terbuat dari perunggu, seperti ceng-ceng atau cemprang.

Menurutnya, alat-alat itu merupakan salah satu instrumen musik simbal yang berkembang pada abad ke-19 yang dibawa oleh pengaruh barat.

"Perkembangan tipe-tipe musik simbal terjadi abad 19, seperti cemprang (ceng-ceng) di situ masanya 1900-an masehi, kuat dugaan saya bahwa mustahil awal perkembangan gendang beleq di bawah 1800," kata Kholis.

Kendati demikian, menurut Kholis, cikal bakal dari musik gendang beleq sudah muncul sekitar abad 13 hal itu dibuktikan dengan bentuk alat musik dan cara bermain musik sistematis yang diperkenalkan oleh kebudayaan India.

"Seperti musik matematis sudah zaman dulu, gendang beleq salah satunya ini dengan memainkan musik  sistematis, emberio gendang beleq sudah ada sejak abad ke-13," kata Kholis.

Baca juga: Monumen Bajra Sandhi: Merawat Ingatan Perjuangan Kemerdekaan RI di Bali

Dijelaskan Kholis, cikal bakal gendang beleq sudah ada di sekitar abad ke-13, seperti gendang kecodak atau kedodak yang mirip dengan gendang beleq, namun bentuknya kecil.

Dosen alumni Institut Seni Yogyakarta itu menjelaskan bahwa instrumen musik gendang beleq awalnya masih terpisah-pisah belum bergabung menjadi kesatuan yang kini disebutkan gendang beleq.

Ditegaskan Kholis bahwa kesenian tradisional gendang beleq muncul eksis bersama dengan perkembangannya instrumen musik lainnya seperti keberadaan cemprang yang perkembangan pada abad ke-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com