Jika pemerintah memiliki keberpihakan nyata pada peternak rakyat dan petani, jelasnya, sebenarnya kepentingan petani dan peternak rakyat dapat berjalan beriringan.
Di sentra-sentra petani jagung, ujarnya, pemerintah seharusnya dapat membantu petani agar memilki gudang penyimpanan jagung yang dilengkapi peralatan yang membuat jagung tidak rusak disimpan untuk waktu lama.
"Kalau gudang biasa kan hanya mampu menyimpan jagung sekitar 3 bulan," ujarnya.
Akibat petani tidak punya gudang penyimpanan, maka pada saat panen petani akan menjual jagungnya ke tengkulak biar pun harga sedang rendah.
"Di saat jagung berlimpah, harga jagung bisa paling murah Rp 3.000. Dari mana petani dapat untung?" ujarnya.
Baca juga: KTNA Klaten Minta Pemerintah Awasi Harga Jagung di Pasaran Agar Tak Dipermainkan Kartel
Dengan harga yang ditetapkan permendag pun, yaitu Rp 4.500, sebenarnya petani belum untung.
Menurutnya, harga ideal jagung bagi petani antara Rp 5.000 hingga Rp 5.500.
"Jadi pemerintah juga harus melindungi petani dengan menjamin harga tidak merugikan petani dan ketersediaan jagung bagi peternak juga terjaga," ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah juga harus menyelesaikan persoalan apa saja yang membuat harga telur jatuh dan tidak stabil.
Baca juga: 2 Kali Jadi Presiden, Jokowi Janjikan Swasembada Jagung, Realisasinya?
Menurutnya, salah satu penyebab jatuhnya harga telur antara lain, masuknya telur yang tidak ditetaskan oleh perusahaan penyedia anak ayam (DOC) ke pasar dengan harga murah.
Sumrambah melihat adanya kepentingan usaha yang berniat menghancurkan usaha ternak rakyat dengan cara menjatuhkan harga telur dan menaikkan harga pakan.
"Dan beban peternak dalam hal pakan sebenarnya bukan hanya dari komponen jagung tapi juga konsentrat yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan raksasa yang juga penyedia DOC," ujarnya.
Isu harga jagung menjadi sorotan setelah insiden peternak bernama Suroto membentangkan poster terkait mahalnya jagung ke arah Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Kota Blitar pada Selasa pekan lalu.
Pada pertemuan dengan Suroto dan perwakilan peternak ayam petelur yang lain di Istana Kepresidenan pada Rabu lalu, Jokowi menyatakan akan mengirimkan jagung sebanyak 30.000 ton ke sentra-sentra peternak ayam dengan harga Rp 4.500 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.