Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Desa Wisata Kampung Patin di Riau, Tiada Rumah Tanpa Kolam Ikan

Kompas.com - 12/09/2021, 12:06 WIB
Idon Tanjung,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kampung Patin merupakan salah satu desa wisata di Provinsi Riau. Kampung itu terletak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar.

Kampung yang mengolah ikan patin menjadi berbagai produk makanan ini bahkan menjadi salah satu desa yang berhasil menembus 50 besar nominasi Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021.

Suhaimi, pelopor pembuatan kolam patin di kampung itu menceritakan awal mula kepopuleran salah satu wilayah di Kabupaten Kampar itu.

Suhaimi mengaku, berbagai kebahagiaan dan kesejahteraan memang menjadi niat awal untuk mengembangkan wilayah tersebut. Proses panjang dilewati untuk mencapai semua itu.

"Tiada Rumah Tanpa Kolam"

Suhaimi bercerita, Desa Koto Masjid adalah kampung yang direlokasi ke tempat yang lebih tinggi, karena pembangunan waduk PLTA Kota Panjang pada 1989-1992.

Warga desa hanya memanfaatkan sektor perkebunan karet yang bergantung pada cuaca. Jika hujan turun, mereka tidak bisa menderes karet.

"Kalau hanya berharap dari perkebunan karet, peluangnya sedikit. Kami mencoba mencari komoditas baru, mencoba memilih teknologi, dan pembinaan yang tepat. Alhamdulillah, akhirnya terpilih komoditas ikan patin," ucap Suhaimi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).

Baca juga: Masuk 50 Desa Wisata Terbaik di Indonesia, Ini Kelebihan dan Kekurangan Desa Serang di Blitar

Seiring waktu berjalan, kata Suhaimi, kehadiran Kampung Patin justru menumpahkan banyak kesejahteraan dan memberikan dampak yang luar biasa bagi kemajuan desa.

Saat ini, Desa Wisata Kampung Patin menjelma sebagai sentra perikanan yang mampu menghasilkan 15 ton patin per hari.

Bagaimana tidak, hampir semua warga memiliki kolam ikan patin. Bisa dibilang tiada rumah tanpa kolam ikan.

"Kini ada 160 hektare cakupan kolam ikan yang menopang ekonomi warga di Kampung Patin. Hampir setiap rumah di sini terdapat kolam ikan. Satu rumah minimal ada satu kolam patin, sehingga Desa Koto Masjid memiliki motto 'Tiada Rumah Tanpa Kolam'," ujar Suhaimi.

Menurutnya, jumlah ini akan terus meningkat, karena setiap hari ada saja penambahan kolam baru.

Nilai tambahnya adalah wisata alam dan edukasi. Putaran uang di desa ini, bila dihitung dari hasil panen ikan, bisa mencapai Rp 190 juta rupiah per hari.

Karena ada bonus destinasi wisata, sejumlah pelajar, mahasiswa, akdemisi, kelompok tani, dan aparatur pemerintah, sering datang untuk melihat inovasi perikanan sembari berwisata.

Foto dirilis Senin (28/9/2020), memperlihatkan proses pemanenan ikan patin menggunakan jala di Kampung Patin, Desa Koto Masjid, Kampar, Riau. Kampung Patin merupakan salah satu sentra ikan patin terintegrasi di Riau, dengan luas areal perkolaman kini mencapai 150 hektare yang mayoritas dikelola warga setempat dan bisa memanen 12 hingga 15 ton ikan per harinya.ANTARA FOTO/FB ANGGORO Foto dirilis Senin (28/9/2020), memperlihatkan proses pemanenan ikan patin menggunakan jala di Kampung Patin, Desa Koto Masjid, Kampar, Riau. Kampung Patin merupakan salah satu sentra ikan patin terintegrasi di Riau, dengan luas areal perkolaman kini mencapai 150 hektare yang mayoritas dikelola warga setempat dan bisa memanen 12 hingga 15 ton ikan per harinya.

Target zero pengangguran

Kemudian, kata Suhaimi, produk UMKM di Kampung Patin adalah hasil olahan ikan patin yaitu, ikan asap atau dikenal dengan salai patin, nugget, kerupuk, bakso, abon, siomay, empek-empek, serta kerupuk kulit.

Di desa ini telah banyak menyerap tenaga kerja. Sedikitnya, ada 32 usaha pakan ikan dan 60 kepala keluarga yang bekerja.

Warga lainnya menjadi penyuplai bahan baku pakan ikan sebanyak 35-40 ton per hari.

"Belum lagi yang bekerja pada bagian pengolahan. Di sini, ada 12 blok pengasapan ikan salai patin. Ditambah lagi warga yang bekerja memanen ikan. Harapan kami di desa ini zero pengangguran," imbuh Suhaimi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com