Menjelang pensiun, Wiwik mulai menjajal sejumlah bahan dalam membuat karya seni rupa. Ia pernah membuat sejumlah lukisan berbahan limbah plastik. Ibu satu anak itu juga menguasai teknik ecoprint dengan aplikasi pada kain.
Sekitar empat tahun setelah pensiun pada 2010, Wiwik mantap memilih teknik dengan media cangkang telur untuk membuat lukisannya.
"Dari sisi keawetan saya kira cangkang telur tidak perlu diragukan," ujarnya.
Teknik membuat lukisan dengan media cangkang telur tidak berbeda dengan teknik melukis pada umumnya, kecuali pada sejumlah tahap yang membutuhkan perlakuan khusus sebagai konsekuensi dari penggunaan cangkang telur.
Membuat sketsa adalah tahap pertama, namun Wiwik menggambar sketsa lukisannya pada media triplek. Triplek dipilih sebagai media dasar karena keras dan kaku sehingga memudahkan penempelan cangkang telur.
Sketsa di atas triplek menjadi panduan pengaplikasian cangkang telur berukuran satu cm hingga tiga cm. Potongan cangkang telur itu ditempelkan menggunakan lem.
Proses ini memakan waktu bukan hanya karena ukuran serpihan cangkang telur yang kecil, tetapi juga ketepatan memilih tingkat gradasi kecerahan permukaan cangkang telur pada setiap garis bentuk yang dimaksudkan.
Baca juga: Pemandangan Saat Pandemi, Peziarah Rela Bergantian Mengintip Pusara Bung Karno dari Balik Pagar
"Pada area wajah manusia akan didominasi dengan cangkang telur dengan permukaan yang cerah," tuturnya.
Lukisan sudah setengah jadi jika aplikasi serpihan cangkang telur telah selesai. Dan tahap selanjutnya adalah aplikasi cat akrilik yang dikuaskan pada mozaik serpihan cangkang telur.
"Cat akrilik berfungsi memberi warna dan menyelesaikan detail dari garis-garis yang terbentuk oleh cangkang telur," ujarnya.
Penguasan cat akrilik tidak dapat hanya sekali namun tiga hingga empat kali karena pengecatan pertama dan kedua akan cepat terserap oleh media triplek dan cangkang telur.
Toh, Wiwik juga harus menghindari penggunaan cat terlalu tebal yang dapat menenggelamkan karakter khas garis bentuk yang dihadirkan oleh cangkang telur. Hasil akhirnya menakjubkan.
Lukisan cangkang telur Wiwik yang fokus pada subjek manusia dan wajah itu hadir sebagai lukisan realis. Namun, serpihan-serpihan tak teratur dari cangkang telur memberikan kesan ekspresif meski disusun dengan proses pembuatan kerajinan.
Sebagai sarjana seni rupa, Wiwik telah selesai dengan teknik melukis dan persoalan anatomi tubuh manusia beserta proporsi yang akurat. Hasilnya, lukisan-lukisan protret wajah dengan tingkat kemiripan yang tinggi.