Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lukisan dari Cangkang Telur, Cendera Mata yang Diberikan Wali Kota Blitar kepada Presiden Jokowi

Kompas.com - 12/09/2021, 08:45 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Pada kunjungan ke Kota Blitar Selasa (7/9/2021), seorang peternak ayam petelur membentangkan poster ke arah Presiden Joko Widodo yang sedang melintas pelan di Jalan Moh Hatta.

Saat Jokowi sedang melambaikan tangan ke arah warga, tiba-tiba seorang pria bernama Suroto membentangkan poster ke arah Presiden.

Kalimat pada poster itu berbunyi, "Pak Jokowi, Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Aksi Suroto yang berprofesi sebagai peternak ayam petelur itu tak berlangsung lama. Polisi lalu membawanya ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Suroto nekat melakukan aksi itu karena kondisi peternak yang sulit akibat harga jagung mahal.

Sebelum insiden itu, Wali Kota Blitar Santoso sempat memberikan cendera mata berupa lukisan yang terbuat dari cangkang telur kepada Presiden Joko Widodo.

Lukisan bergaya realis berukuran sekitar 80 cm x 60 cm itu mereplika dengan apik potret Jokowi yang sedang mengasuh cucunya, Jan Ethes Srinarendra saat berusia beberapa bulan.

Pelukisnya adalah seorang perempuan pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Blitar, Wiwik Andri Duana, mantan pejabat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Baca juga: Polisi Bantah Tangkap Peternak yang Bentangkan Poster di Blitar, Kapolres: Ini Pengamanan...

"Saya gunakan media cangkang telur untuk lukisan saya karena Blitar ini penghasil telur terbesar nasional ya," ujar Wiwik saat berbincang beberapa waktu lalu.

Wiwik yang Selasa pekan depan menginjak usia 67 tahun itu mengaku, lukisan tersebut dibuat pada 2018. Lukisan itu menggambarkan Presiden Jokowi yang sedang memakai sarung tertawa melihat keceriaan Jan Ethes.

Latar kecoklatan dengan gradasi hitam pada lukisan tidak menebar aura muram tapi memberikan kesan romantik.

Wiwik sebenarnya memiliki tiga lukisan bergambar Jokowi, tetapi Wali Kota Santoso memilih lukisan berjudul berjudul "Momong Wayah" itu.

Berlabuh pada cangkang telur

Kesukaan Wiwik pada seni, khususnya seni rupa, telah muncul sejak belia. Bukan hanya melukis, ia juga penari dengan pengalaman pentas yang cukup panjang. Tari Jawa Klasik, tari kontemporer hingga balet, Wiwik kuasai dengan baik.

Pada 2020, Wiwik diundang KBRI menari pada acara Parade Changay 2020 di Singapura.

Di bidang seni lukis, Wiwik bukan hanya berbakat, ia juga merampungkan pendidikan akademis di jurusan seni rupa IKIP Malang. Gelar sarjana seni itu diraih pada 1976.

 

Menjelang pensiun, Wiwik mulai menjajal sejumlah bahan dalam membuat karya seni rupa. Ia pernah membuat sejumlah lukisan berbahan limbah plastik. Ibu satu anak itu juga menguasai teknik ecoprint dengan aplikasi pada kain.

Sekitar empat tahun setelah pensiun pada 2010, Wiwik mantap memilih teknik dengan media cangkang telur untuk membuat lukisannya.

"Dari sisi keawetan saya kira cangkang telur tidak perlu diragukan," ujarnya.

Teknik membuat lukisan dengan media cangkang telur tidak berbeda dengan teknik melukis pada umumnya, kecuali pada sejumlah tahap yang membutuhkan perlakuan khusus sebagai konsekuensi dari penggunaan cangkang telur.

Membuat sketsa adalah tahap pertama, namun Wiwik menggambar sketsa lukisannya pada media triplek. Triplek dipilih sebagai media dasar karena keras dan kaku sehingga memudahkan penempelan cangkang telur.

Sketsa di atas triplek menjadi panduan pengaplikasian cangkang telur berukuran satu cm hingga tiga cm. Potongan cangkang telur itu ditempelkan menggunakan lem.

Proses ini memakan waktu bukan hanya karena ukuran serpihan cangkang telur yang kecil, tetapi juga ketepatan memilih tingkat gradasi kecerahan permukaan cangkang telur pada setiap garis bentuk yang dimaksudkan.

Baca juga: Pemandangan Saat Pandemi, Peziarah Rela Bergantian Mengintip Pusara Bung Karno dari Balik Pagar

"Pada area wajah manusia akan didominasi dengan cangkang telur dengan permukaan yang cerah," tuturnya.

Lukisan sudah setengah jadi jika aplikasi serpihan cangkang telur telah selesai. Dan tahap selanjutnya adalah aplikasi cat akrilik yang dikuaskan pada mozaik serpihan cangkang telur.

"Cat akrilik berfungsi memberi warna dan menyelesaikan detail dari garis-garis yang terbentuk oleh cangkang telur," ujarnya.

Penguasan cat akrilik tidak dapat hanya sekali namun tiga hingga empat kali karena pengecatan pertama dan kedua akan cepat terserap oleh media triplek dan cangkang telur.

Toh, Wiwik juga harus menghindari penggunaan cat terlalu tebal yang dapat menenggelamkan karakter khas garis bentuk yang dihadirkan oleh cangkang telur. Hasil akhirnya menakjubkan.

Lukisan cangkang telur Wiwik yang fokus pada subjek manusia dan wajah itu hadir sebagai lukisan realis. Namun, serpihan-serpihan tak teratur dari cangkang telur memberikan kesan ekspresif meski disusun dengan proses pembuatan kerajinan.

Sebagai sarjana seni rupa, Wiwik telah selesai dengan teknik melukis dan persoalan anatomi tubuh manusia beserta proporsi yang akurat. Hasilnya, lukisan-lukisan protret wajah dengan tingkat kemiripan yang tinggi.

 

Koleksi lukisan Gus Dur yang tak dijual

Sejak memutuskan memakai media cangkang telur, perempuan pemeluk Katolik itu sudah melukis lebih dari 100 lukisan, hampir semuanya adalah lukisan potret tokoh.

Kecuali lukisan wajah Presiden Soekarno dan Abdurrahman "Gus Dur" Wahid, hampir seluruh lukisan tokoh yang ia buat adalah pesanan orang.

Lukisan Gus Dur berukuran sekitar 60 cm x 50 cm yang dipajang di ruang tamu rumahnya adalah salah satu karya pertama ketika mulai menggunakan media cangkang telur pada 2014.

Ketika Bupati Blitar Hery Nugroho datang ke rumahnya dan hendak membeli lukisan itu, Wiwik tidak bersedia melepaskannya. Namun ia buatkan lagi lukisan Gus Dur yang baru untuk Hery Nugroho.

"Kalau lukisan Gus Dur yang satu ini memang harus tetap ada di ruang tamu rumah saya. Beliau adalah tokoh yang saya kagumi dan cintai karena perjuangan kemanusiaan Beliau yang tanpa pamrih," ujar Wiwik.

Di ruang tamu rumahnya di Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar itu lukisan wajah Gus Dur yang tertawa itu dipajang di sebelah replika dari salah satu versi lukisan "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci.

Baca juga: Pak Jokowi, Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar

Wiwik membuat dua lukisan yang menggambarkan perjamuan makan terakhir Yesus dan para pengikut setianya dalam dua versi adegan yang berbeda. Namun keduanya sama-sama berukuran 2 meter x 1 meter.

"Yang di ruang tengah itu sudah ada yang membeli Rp 25 juta. Butuh 1,5 bulan lebih untuk menyelesaikan lukisan sebesar itu," ujarnya.

Wiwik tak mematok harga mahal untuk lukisan cangkang telur yang dibuatnya. Lukisan paling kecil dengan ukuran 5 cm x 7,5 cm ia hargai sekitar Rp 1 juta.

Ukuran-ukuran lebih besar menjadi lebih mahal mulai dari Rp 3 juta, Rp 5 juta, Rp 7,5 juta hingga Rp 25 juta.

"Tapi yang ini mau dibeli Rp 25 juta belum saya berikan," ujarnya menunjuk pada lukisan replika The Last Supper dimana Yesus digambarkan sedang memegang roti.

Lukisan yang menjadi cendera mata untuk Jokowi, biasa ia hargai antara Rp 7,5 juta hingga Rp 10 juta.

"Tapi untuk Pak Jokowi, lukisan itu merupakan persembahan saya sebagai rakyat kepada Bapaknya," jelas Wiwik sembari menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Santoso yang telah bersedia menyerahkan cendera mata buatannya kepada Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com