PEKANBARU, KOMPAS.com - Nama Leani Ratri Oktila kini jadi sorotan setelah menyabet dua medali emas dan satu medali perak pada Paralimpiade Tokyo 2020.
Leani kembali menunjukkan kemampuannya dalam cabang olahraga parabadminton.
Sebelum meraih dua medali emas sekaligus, atlet asal Kabupaten Kampar, Riau, itu memang sudah memiliki segudang prestasi.
Bahkan, dia dijuluki Ratu Parabadminton Dunia.
Baca juga: Lewat Video Call, Gubernur Riau Ucapkan Selamat untuk Leani Ratri
Ujung tombak timnas parabadminton nasional ini mengenal bulu tangkis sejak usia 7 tahun.
Atlet yang kini berusia 30 tahun ini pertama kali dibimbing langsung oleh orangtuanya.
Tak butuh waktu lama bagi Ratri untuk mencatatkan prestasi di usia muda, termasuk mewakili Riau dalam ajang nasional.
Namun, pada 2011, saat usianya 20 tahun, Ratri mengalami kecelakaan hingga menyebabkan patah kaki kirinya.
Meski mengalami gangguan permanen, Leani tidak menyerah dan membuktikan kualitasnya hingga dianugerahi gelar atlet parabadminton putri terbaik dari Federasi Badminton Dunia (BWF).
Penghargaan itu diterima pada 2018-2019.
Baca juga: Leani Ratri, Peraih 2 Medali Emas Paralimpiade Tokyo, Kariernya Sempat Terhalang Izin Orangtua
Gelar pertamanya di cabor parabadminton dicatatkan saat Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2012 yang berlangsung di Provinsi Riau.
Saat itu, Ratri meraih masing-masing satu medali emas dan perak.
Baca juga: Leani Ratri, Anak Petani Peraih 2 Medali Emas Paralimpiade Tokyo
Tahun 2013 menjadi awal bagi Leani Ratri untuk bergabung dengan Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC).
Bersama timnas paralimpiade, Ratri semakin terpacu untuk berprestasi meski mempunyai keterbatasan.