Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Jalan Masuk SD di Tasikmalaya Ditutup Tembok 3 Meter, Berawal Pemilik Tanah Ketakutan Diklaim Pemerintah

Kompas.com - 04/09/2021, 11:39 WIB
Irwan Nugraha,
Khairina

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebuah bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, tak memiliki akses jalan usai ditutup bangunan benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan pribadi di depannya.

Semula sebanyak 167 siswa dan guru di sekolah tersebut memiliki akses jalan utama dengan lebar sekitar 2 meter ke pinggir Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

Namun, sejak awal tahun 2021 saat tak ada aktivitas pembelajaran tatap muka akibat pandemi, akses jalan utama itu ditutup oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan sah dengan benteng setinggi 3 meter.

Pihak sekolah pun sempat kebingungan akses jalan bagi murid untuk belajar saat dimulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas saat penerapan PPKM Level 3 sejak dua pekan lalu.

Penutupan oleh benteng tembok beton 3 meter tersebut bermula saat pemiliknya khawatir tanahnya akan diklaim oleh pemerintah seusai ada pengaspalan halaman depan sekolah oleh salah seorang dewan daerah setempat tanpa izin ke pemilik sebelumnya.

Baca juga: Tinjau Sekolah yang Ditutup Tembok Setinggi 3 Meter, Wagub Jabar: Pemprov Akan Bantu

Kepala Sekolah SDN Tugu 2 Sri Mulyani menjelaskan, awalnya, pihak sekolah punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolahnya berada di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

"Namun, enggak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang. Nah, oleh pemilik lahan itu dibenteng 3 meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya jalan masuk," jelas Sri Mulyani, kepada Kompas.com di kantornya, Sabtu (4/9/2021).

Sri pun mendapatkan informasi dari perwakilan orangtua dan komite sekolah bahwa awalnya pemilik lahan tak masalah membiarkan sebagian tanahnya dijadikan akses jalan utama sekolah.

Namun, ada informasi bahwa pemilik tanah khawatir bahwa tanahnya diklaim oleh pemerintah, lalu membentengnya setinggi 3 meter.

Permasalahan ini pun telah diketahui Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Bahkan, sempat ada pertemuan antara pemilik lahan, masyarakat sekitar, pihak sekolah dan dinas terkait setempat membahas berkaitan akses jalan sekolah ini.

Seusai ditutup benteng, lanjut Sri, pihak sekolah sama sekali tak memiliki akses jalan masuk.

Sehingga, ratusan murid sekolah tersebut terpaksa harus melewati jalan belakang menyusuri jalan pesawahan dan lewat kuburan untuk bisa bersekolah saat PTM terbatas dibuka lagi.

"Kalau sekarang, murid jalan kaki ke belakang, itu juga ada beberapa orang warga pemilik tanah yang baik hati dan memberikan akses jalan darurat. Jadi, murid sekarang sementara lewat sana dulu untuk bisa bersekolah," ungkap Sri.

Diberi jalan setengah meter

Foto-foto SDN Tugu 2 Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, jalan masuknya ditutup tembok 3 meter oleh pemilik lahan di depannya bermula adanya pengaspalan halaman sekolah tanpa izin pemilik oleh salahsatu anggota DPRD Kota Tasikmalaya. Pemilik tanah merasa khawatir tanah pribadinya diklaim pemerintah dan nekat membenteng seluruh akses jalan sekolah yang diklaim lahan pribadinya.KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Foto-foto SDN Tugu 2 Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, jalan masuknya ditutup tembok 3 meter oleh pemilik lahan di depannya bermula adanya pengaspalan halaman sekolah tanpa izin pemilik oleh salahsatu anggota DPRD Kota Tasikmalaya. Pemilik tanah merasa khawatir tanah pribadinya diklaim pemerintah dan nekat membenteng seluruh akses jalan sekolah yang diklaim lahan pribadinya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi, membenarkan tak adanya akses jalan ke SDN Tugu 2 di wilayahnya akibat ditutup benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan yang mengklaim disahkan oleh sertifikat yang dikeluarkan BPN Kota Tasikmalaya.

Pihaknya pun beberapa kali melakukan pertemuan membahas akses jalan utama tersebut sampai mendapatkan hasil diberikan jalan selebar setengah meter saja.

Namun, sampai sekarang tak bisa dibangun karena akses jalan yang diberikan setengah meter itu sangat sempit dan tetap tak bisa digunakan.

"Pernah ada pertemuan membahas ini dan hasilnya yang ditutup benteng itu pemiliknya memberikan akses jalan lebar setengah meter dari sekolah ke jalan. Namun, kita akan usahakan ke pemilik lahan satunya lagi supaya memberikan setengah meter lagi supaya bisa jadi akses jalan sekolah. Jadi depan sekolah ini ada dua pemilik lahan berbeda orang," kata Budiaman.

Ratusan pelajar terpaksa lewat pesawahan dan kuburan

Ratusan siswa di sekolah itu terpaksa berjalan kaki lewat jalan setapak belakang bangunan sekolah seusai ada beberapa warga pemilik lahan mengizinkan dijadikan jalan akses masuk ke sekolah tersebut.

Awalnya saat pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dibuka dua pekan lalu, bangunan sekolah tersebut tak bisa diakses karena jalan masuknya ditutup benteng pemilik lahan di depannya saat berlaku belajar daring akibat Pandemi Covid-19.

"Sekarang saya mengantar anak ke sekolah harus lewat pesawahan dan lewati kuburan, karena jalan di depan ditutup benteng 3 meter, tinggi. Katanya, pemilik lahan dulu menjual ke seseorang dan akses masuk sekolah lewat depan jalan besar ditutup total, dibenteng," jelas Nina Herlina (45), salah seorang orang tua siswa sekolah tersebut usai mengantar anaknya PTM, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Sekda Tasikmalaya Yakin Tembok 3 Meter yang Tutupi Jalan Masuk SD Segera Dibuka Pemilik Lahan

Nina berharap akses jalan utama sekolah anaknya bisa kembali dibuka karena dengan akses darurat saat ini sangat rawan kondisinya bagi anak-anak.

Dirinya sempat jatuh terperosok bersama anaknya ke sawah saat kondisi hujan usai mengantar anaknya PTM terbatas di kelas.

Apalagi, akses jalan darurat ke sekolah anaknya selama ini bukan hanya melewati kuburan, pesawahan, tapi tebing gunung sisa Galian C yang membahayakan pelajar.

Dari jalan pinggir sawah menuju akses masuk darurat belakang sekolah ini kondisinya menanjak menaiki sisa bukit akibat galian dengan batu kerikil yang licin saat dilewati seseorang dan motor.

"Kemarin juga saya jatuh terperosok ke sawah di depan sana saat jalan antar anak pulang. Terus lewat sini motor rawan terperosok karena licin banyak kerikil. Semua orangtua juga protes kenapa sampai tega askes jalan sekolah ditutup benteng begitu oleh pemiliknya katanya sih itu juga, enggak tahu pemilik benar atau tidaknya," tambah Nina.

Hal sama diungkapkan salah seorang murid kelas IV SDN Tugu 2, Natasha (10), yang mengaku sangat berat sekali harus berjalan kaki memutar ke belakang saat hendak pergi ke sekolahnya.

Padahal, dirinya bersama teman-temannya biasanya selalu masuk lewat depan sekolah lewat Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya, untuk belajar di kelas.

Halaman:


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com