Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciptakan Karya dengan 2 Jari Tangan Kiri, Ini Kisah Rohani Pelukis Disabilitas dari Aceh Utara

Kompas.com - 04/09/2021, 06:40 WIB
Rachmawati

Editor

Nyeri itu dimulai dari bagian kaki, lalu merambat ke otot-otot tangan, dan bagian pinggang. Semula Rohani tak menggubris rasa nyeri itu dan hanya membeli obat di apotik untuk meredakan rasa sakitnya.

Lama-kelamaan, kondisi ini semakin parah, sampai-sampai Rohani tak mampu berjalan. Pada 2009, dia harus dirawat di rumah sakit karena sakitnya itu.

Sejak itu, berat badan Rohani mulai menyusut — dari sekitar 52 kilogram menjadi 33 kilogram. Dia menjadi susah bergerak, bahkan tidur pun harus dengan posisi setengah duduk.

"Nggak bisa makan ini itu, cuma makan untuk minum obat saja," imbuh Rohani. "Sudah lumpuh ini, tidak bisa jalan lagi."

Baca juga: Vaksinasi Massal Penyandang Disabilitas Usia 18 Tahun Digelar di Surabaya, Target 900 Peserta

Semenjak sakit, Rohani mulai menyentuh lagi peralatan melukis, kegiatan yang sudah disukainya sejak anak-anak.

Saat masih sehat dan sibuk dengan kegiatan sekolah, Rohani mengaku tak punya waktu untuk melakukan hobi ini.

"Karena suntuk, ya coba-coba saja, biar tidak ingat [dengan] sakitnya," lanjutnya.

Rohani menggunakan berbagai media lukis, dari sketsa dengan pensil, lukisan dengan cat di atas kanvas, hingga lukisan dari kain perca.

Baca juga: Kendarai Motor Modifikasi, Pasutri Penyandang Disabilitas Tempuh 1 Jam Perjalanan demi Ikut Vaksinasi

Untuk yang terakhir ini, dia mengaku belajar dari seorang seniman di Jawa, yang dikenalnya melalui Facebook.

"Di Aceh, mungkin baru saya yang bikin lukisan dari kain perca ini. Namanya lukisan gombal," jelas Rohani.

Pada 2015, Rohani mengaku mulai aktif melukis dan menjual hasil karyanya. Satu lukisan sketsa dihargai Rp 50.000, sementara sebuah lukisan perca dibanderol harga Rp 2-3 juta.

Baca juga: Warga Disabilitas di Babel Antusias Divaksin, Pulangnya Bawa Paket Sembako

Meski, kata dia, konsumen musti bersedia menunggu agak lama untuk menikmati hasil lukisan Rohani. Karena kondisinya, Rohani hanya mampu melukis selama kira-kira dua jam per hari.

"Karena saya tidak bisa duduk lama-lama. Kadang dua, tiga jam saja duduknya. Kalau melukis kan harus menunduk, ini bahu sakit," terangnya.

"Kalau misalnya sehat, pasti satu hari sudah selesai."

Maka, untuk menyelesaikan satu buah lukisan sketsa, Rohani membutuhkan waktu tiga sampai empat hari, sementara lukisan perca baru bisa kelar dalam waktu dua bulan.

Baca juga: 100 Penyandang Disabilitas di Jombang Mulai Ikuti Vaksinasi Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com