Nyeri itu dimulai dari bagian kaki, lalu merambat ke otot-otot tangan, dan bagian pinggang. Semula Rohani tak menggubris rasa nyeri itu dan hanya membeli obat di apotik untuk meredakan rasa sakitnya.
Lama-kelamaan, kondisi ini semakin parah, sampai-sampai Rohani tak mampu berjalan. Pada 2009, dia harus dirawat di rumah sakit karena sakitnya itu.
Sejak itu, berat badan Rohani mulai menyusut — dari sekitar 52 kilogram menjadi 33 kilogram. Dia menjadi susah bergerak, bahkan tidur pun harus dengan posisi setengah duduk.
"Nggak bisa makan ini itu, cuma makan untuk minum obat saja," imbuh Rohani. "Sudah lumpuh ini, tidak bisa jalan lagi."
Baca juga: Vaksinasi Massal Penyandang Disabilitas Usia 18 Tahun Digelar di Surabaya, Target 900 Peserta
Semenjak sakit, Rohani mulai menyentuh lagi peralatan melukis, kegiatan yang sudah disukainya sejak anak-anak.
Saat masih sehat dan sibuk dengan kegiatan sekolah, Rohani mengaku tak punya waktu untuk melakukan hobi ini.
"Karena suntuk, ya coba-coba saja, biar tidak ingat [dengan] sakitnya," lanjutnya.
Rohani menggunakan berbagai media lukis, dari sketsa dengan pensil, lukisan dengan cat di atas kanvas, hingga lukisan dari kain perca.
Untuk yang terakhir ini, dia mengaku belajar dari seorang seniman di Jawa, yang dikenalnya melalui Facebook.
"Di Aceh, mungkin baru saya yang bikin lukisan dari kain perca ini. Namanya lukisan gombal," jelas Rohani.
Pada 2015, Rohani mengaku mulai aktif melukis dan menjual hasil karyanya. Satu lukisan sketsa dihargai Rp 50.000, sementara sebuah lukisan perca dibanderol harga Rp 2-3 juta.
Baca juga: Warga Disabilitas di Babel Antusias Divaksin, Pulangnya Bawa Paket Sembako
Meski, kata dia, konsumen musti bersedia menunggu agak lama untuk menikmati hasil lukisan Rohani. Karena kondisinya, Rohani hanya mampu melukis selama kira-kira dua jam per hari.
"Karena saya tidak bisa duduk lama-lama. Kadang dua, tiga jam saja duduknya. Kalau melukis kan harus menunduk, ini bahu sakit," terangnya.
"Kalau misalnya sehat, pasti satu hari sudah selesai."
Maka, untuk menyelesaikan satu buah lukisan sketsa, Rohani membutuhkan waktu tiga sampai empat hari, sementara lukisan perca baru bisa kelar dalam waktu dua bulan.
Baca juga: 100 Penyandang Disabilitas di Jombang Mulai Ikuti Vaksinasi Covid-19