KOMPAS.com - Heri Purnomo (49) sedang berkeliling wilayah Kediri dengan sepeda motor roda tiganya pada Minggu (29/8/2021).
Siang itu, Heri memutuskan berhenti di simpang empat Gedang Sewu, Kecamatan Pare, Kota Kediri. Ia berhenti karena melihat sebuah lubang di bagian timur jalan tersebut.
Dengan cekatan, Heri mengolah aspal menggunakan nosel pembakar yang terhubung dengan gas tiga kilogram. Peralatan itu berada di bagian belakang motor roda tiganya.
Heri terlihat luwes menambal lubang di jalan tersebut. Tak lama berselang, jalanan itu kembali terlihat rapi, tak lagi berlubang.
Berkeliling dan menambal lubang di jalanan Kota Kediri tak setiap hari dilakukan Heri. Ia harus membagi waktu dengan mengurus toko kelontongnya.
Heri menceritakan, aktivitas itu sudah dilakoninya sejak lamma.
"Sudah sejak sebelum tahun 2000 saya menambal jalan," ujar Heri Purnomo dalam sambungan telepon, akhir Agustus 2021.
Kompas.com mengajak para pembaca berpartisipasi dalam kisah inspiratif Bapak Heri. Bantuan Anda akan sangat bermanfaat menyelamatkan pengendara di jalan-jalan alternatif dengan cara klik di sini.
Awalnya, warga Dusun Gamol, Desa Langeharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediir, itu menambal lubang menggunakan semen. Namun, tambalannya gampang rusak.
Setelah beberapa kali melakukan penambalan jalan, Heri mulai menggunakan aspal. Selain tahan lama, aspal membuat tambalan yang dibuatnya bisa menyatu dengan bahan utama jalan.
Diunggah ke media sosial
Heri kerap mengunggah kegiatan sosialnya itu di akun Facebook pribadinya, Heri Purnomo. Tujuannya sederhana, mendorong orang lain melakukan hal serupa.
"Dan itu terbukti, ada yang melakukan kayak saya. Bahkan ada yang minta didampingi untuk diajari nambal jalan," ujarnya.
Namun, usaha yang dibiayai secara swadaya itu tak melulu menuai simpati dan apresiasi. Ada juga warganet yang mencibir aktivitas Heri.
Cibiran itu tak membuat semangat Heri surut. Ia juga terus mengunggah kegiatan itu ke media sosialnya.
Selain menumbuhkan kesadaran warga, unggahan Heri juga berbuah informasi jalanan mana saja yang berlubang di wilayah Kediri.
Hal ini membuat Heri tak ambil hati dengan cibiran dari warganet. Ia tetap teguh dengan tujuan utamanya, keselamatan pengguna jalan.
Kompas.com mengajak para pembaca berpartisipasi dalam kisah inspiratif Bapak Heri. Bantuan Anda akan sangat bermanfaat menyelamatkan pengendara di jalan-jalan alternatif dengan cara klik di sini.