Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Separuh Wilayah di Padukuhan Ini Hilang karena Tol Yogya-Bawen

Kompas.com - 03/09/2021, 17:54 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Padukuhan Sanggrahan, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah yang terdampak pembangunan Jalan Tol Yogya-Bawen.

Hampir 50 persen dari wilayah padukuhan itu terdampak jalan tol tersebut.

Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Tirtoadi Heky Prihantoro mengatakan, di wilayahnya yang terdampak termasuk dengan fasilitas umum sekitar lebih dari 300-an bidang.

"Tetapi kalau di warga khusus warga yang terdampak itu sekitar 265 bidang," ujar Heky Prihantoro, Jumat (03/09/2021).

Baca juga: Dapat Rp 2,4 Miliar dari Kompensasi Tol Yogya-Bawen, Warga Sleman Beli Rumah, Mobil, dan Tanah

Heky menyampaikan, di Tirtoadi ada lima padukuhan yang terdampak tol Yogya-Bawen. Dari sekitar 265 bidang itu, paling banyak ada di Padukuhan Sanggrahan.

Ada sekitar 90 rumah yang terdampak di Sanggrahan. Sedangkan bidang tanah ada sekitar 80-an.

"Kalau Sanggrahan secara wilayah administrasi hampir separuh hilang untuk jalan tol yang Yogya-Bawen, belum lagi besok yang Yogya-Solo. Ketika itu digabungkan wilayah administrasi di Padukuhan Sanggrahan nantinya berkurang 50-an persen," tegasnya.

Sudah hampir semua warga di Sanggrahan yang terdampak tol sudah menerima uang ganti rugi.

Tanah mereka dihargai di atas harga pasaran, sehingga uang ganti rugi yang diterima bisa untuk membeli tanah atau rumah sebagai pengganti.

"Sehingga warga bisa leluasan untuk memilih tanah pengganti atau pindahnya," sebutnya.

Baca juga: Warga di Sleman Jadi Miliarder Usai Terima Ganti Rugi Proyek Tol Yogya-Bawen, Dukuh: Ada Satu Orang Beli 3 Mobil

Ia meminta agar jangan hanya memandang satu sisi warga terdampak menerima uang miliaran rupiah.

"Justru ke psikisnya warga berat, pindah rumah itu berat apalagi di situ sudah tinggal hampir 50 tahun," imbuhnya.

Menurutnya, Pemerintah Kalurahan Tirtoadi tidak memberikan fasilitas relokasi. Mayoritas warga masih mempunyai tanah lain di wilayah Sanggrahan.

"Walaupun seadaanya, dalam arti ada yang membangun di area persawahan karena memang tidak mau pindah dari Sanggrahan. Mayoritas dari warga yang terdampak ini 50 persen masih bertahan di Sanggrahan, 50 persen keluar Sanggrahan," ungkapnya.

Diungkapkanya warga di Sanggrahan menggunakan uang ganti rugi untuk membeli tanah pengganti.

Baca juga: Pesan Bupati Sleman untuk Penerima Miliaran Rupiah dari Kompensasi Tol: Jangan Boros

Selain itu, juga digunakan untuk membangun rumah tempat tinggal mereka.

"Kalau beli mobil itu mereka hanya beli mobil barang untuk angkutan perpindahan rumah dan membangun rumah karena ketika nyewa juga mahal dan ketika dihitung-hitung lebih baik beli tetapi belinya tidak baru yang saya ketahui," tuturnya.

Setelah ganti rugi cair, memang banyak sales motor maupun mobil yang masuk ke Sanggrahan. 

Baca juga: Terima Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen, Warga Tirtoadi Sleman Mendadak Jadi Miliarder

Pemerintah Kalurahan juga sudah memberikan pemahaman kepada warga agar mengutamakan untuk membeli tanah dan rumah.

"Kami atas nama pemerintah kalurahan pun merekomendasikan hal yang paling utama belilah tanah dan rumah dulu. Sejauh ini warga bijak iya, khusus untuk Sanggrahan ya," pungkasnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com