YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Padukuhan Sanggrahan, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah yang terdampak pembangunan Jalan Tol Yogya-Bawen.
Hampir 50 persen dari wilayah padukuhan itu terdampak jalan tol tersebut.
Jogoboyo (Kasi Pemerintahan) Kalurahan Tirtoadi Heky Prihantoro mengatakan, di wilayahnya yang terdampak termasuk dengan fasilitas umum sekitar lebih dari 300-an bidang.
"Tetapi kalau di warga khusus warga yang terdampak itu sekitar 265 bidang," ujar Heky Prihantoro, Jumat (03/09/2021).
Baca juga: Dapat Rp 2,4 Miliar dari Kompensasi Tol Yogya-Bawen, Warga Sleman Beli Rumah, Mobil, dan Tanah
Heky menyampaikan, di Tirtoadi ada lima padukuhan yang terdampak tol Yogya-Bawen. Dari sekitar 265 bidang itu, paling banyak ada di Padukuhan Sanggrahan.
Ada sekitar 90 rumah yang terdampak di Sanggrahan. Sedangkan bidang tanah ada sekitar 80-an.
"Kalau Sanggrahan secara wilayah administrasi hampir separuh hilang untuk jalan tol yang Yogya-Bawen, belum lagi besok yang Yogya-Solo. Ketika itu digabungkan wilayah administrasi di Padukuhan Sanggrahan nantinya berkurang 50-an persen," tegasnya.
Sudah hampir semua warga di Sanggrahan yang terdampak tol sudah menerima uang ganti rugi.
Tanah mereka dihargai di atas harga pasaran, sehingga uang ganti rugi yang diterima bisa untuk membeli tanah atau rumah sebagai pengganti.
"Sehingga warga bisa leluasan untuk memilih tanah pengganti atau pindahnya," sebutnya.
Ia meminta agar jangan hanya memandang satu sisi warga terdampak menerima uang miliaran rupiah.
"Justru ke psikisnya warga berat, pindah rumah itu berat apalagi di situ sudah tinggal hampir 50 tahun," imbuhnya.
Menurutnya, Pemerintah Kalurahan Tirtoadi tidak memberikan fasilitas relokasi. Mayoritas warga masih mempunyai tanah lain di wilayah Sanggrahan.
"Walaupun seadaanya, dalam arti ada yang membangun di area persawahan karena memang tidak mau pindah dari Sanggrahan. Mayoritas dari warga yang terdampak ini 50 persen masih bertahan di Sanggrahan, 50 persen keluar Sanggrahan," ungkapnya.
Diungkapkanya warga di Sanggrahan menggunakan uang ganti rugi untuk membeli tanah pengganti.
Baca juga: Pesan Bupati Sleman untuk Penerima Miliaran Rupiah dari Kompensasi Tol: Jangan Boros
Selain itu, juga digunakan untuk membangun rumah tempat tinggal mereka.
"Kalau beli mobil itu mereka hanya beli mobil barang untuk angkutan perpindahan rumah dan membangun rumah karena ketika nyewa juga mahal dan ketika dihitung-hitung lebih baik beli tetapi belinya tidak baru yang saya ketahui," tuturnya.
Setelah ganti rugi cair, memang banyak sales motor maupun mobil yang masuk ke Sanggrahan.
Baca juga: Terima Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen, Warga Tirtoadi Sleman Mendadak Jadi Miliarder
Pemerintah Kalurahan juga sudah memberikan pemahaman kepada warga agar mengutamakan untuk membeli tanah dan rumah.
"Kami atas nama pemerintah kalurahan pun merekomendasikan hal yang paling utama belilah tanah dan rumah dulu. Sejauh ini warga bijak iya, khusus untuk Sanggrahan ya," pungkasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.