Penuturan Ngabdul Gani dibenarkan oleh Zainullah, sejarawan Jember yang menulis berbagai buku tentang sejarah Jember.
Menurut dia, ketika Raden Patah menyerang, beberapa sisa pasukan Majapahit ada yang melarikan diri hingga ke daerah Semboro Jember.
Di sana, mereka membuat benteng pertahanan yang cukup kuat dengan bahan batu bata besar.
Selain itu, Prabu Brawijaya V juga mendirikan kota kecil yang diberi nama Kutha Kedawung. Kota ini sekarang ada di Desa Paleran Kecamatan Umbulsari. Kota kecil ini juga dihubungkan dengan bangunan lain di daerah Tumenggungan.
“Atau sekarang disebut Penggungan, terletak di Desa Klatakan Kecamatan Tanggul,” ucap Zainullah.
Baca juga: Mengenal Situs Kumitir, Jejak Istana Menantu Pendiri Kerajaan Majapahit
Konon tempat itu juga digunakan sebagai mess para perwira atau tumenggung Kerajaan Majapahit.
Hanya saja, kata dia, pergerakan Prabu Brawijaya V diketahui oleh telik sandi pasukan Raden Patah. Akhirnya, sisa pasukan Majapahit yang tinggal sedikit diserang pasukan Raden Patah hingga kalah.
“Sebelum serangan itu datang, benteng dibangun, itu menurut cerita tutur,” papar penulis buku menelusuri jejak sejarah Jember kuno ini. Kemudian, bekas benteng ini diganti oleh masa Kerajaan Blambangan mula atau awal.
Zainullah menilai banyak versi terkait kisah Prabu Brawijaya V di Jember. Terutama versi cerita tutur oleh warga sekitar, seperti juru pelihara.
“Sejarahnya ini belum ada penelitian yang resmi, namun kebanyakan sejarawan mengaitkan dengan Kerajaan Majapahit,” terang dia.
Menurut Zainullah, bukti arkeologis yang ditemukan di Situs Beteng menguatkan bahwa tempat itu merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit.