Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Sekda soal Surat Minta Sumbangan Bertanda Tangan Gubernur Sumbar

Kompas.com - 23/08/2021, 17:27 WIB
Perdana Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Polresta Padang, Sumatera Barat, sedang menyelidiki surat permintaan sumbangan yang diduga bertanda tangan gubernur Sumatera Barat.

Polisi memeriksa Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat Hansastri pada Minggu (22/8/2021).

Kepada penyidik, Hanasastri membenarkan adanya surat minta sumbangan untuk membuat buku profil tentang potensi wilayah Sumatera Barat.

Baca juga: Nama Gubernur Sumbar Dicatut untuk Minta Sumbangan, Polisi Sebut Surat Berasal dari Bappeda

Menurut dia, surat itu berasal dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar.

Adapun, Hanasastri merupakan mantan Kepala Bappeda Sumbar.

"Kemarin Sekda sudah datang untuk dimintai keterangan. Dia mengakui surat itu berasal dari Bappeda," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Padang Kompol Rico Fernanda yang dihubungi Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Meski demikian, menurut Rico, Hansastri menyatakan bahwa dia tidak mengetahui perihal adanya tanda tangan gubernur dalam surat itu.

Baca juga: Anggota Dewan Sudah Peringatkan Gubernur Sumbar dan Bappeda soal Beredarnya Surat Sumbangan Catut Nama Mahyeldi

Latar belakang kasus

Sebelumnya, polisi menangkap lima orang yang meminta uang kepada sejumlah pengusaha, pihak kampus dan lainnya di Sumbar.

Kelima orang yang bukan berasal dari Sumbar itu meminta sumbangan dengan alasan ingin membuat buku profil tentang Sumbar.

Saat meminta sumbangan, mereka membawa surat yang diklaim berasal dari Gubernur Sumbar, Mahyeldi.

Bahkan, surat tersebut diduga dilengkapi tanda tangan Mahyeldi.

Baca juga: Polemik Surat Sumbangan Bertanda Tangan Gubernur Sumbar, KPK Ingatkan Hindari Gratifikasi

Puluhan pengusaha dan pihak kampus akhirnya menyerahkan uang ke rekening pribadi kelima orang tersebut dengan total Rp 170 juta.

Kelima pelaku yang ditangkap adalah D (46), DS (51), DM (36), MR (50) dan A (36).

Sementara itu, Rico mengatakan, orang yang diduga kenal dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi, ES, juga telah dimintai keterangan pada Minggu kemarin.

Kepada polisi, ES mengaku sebagai pihak yang mengenalkan 5 pelaku kepada Mahyeldi.

"ES mengaku sebagai orang yang mengenalkan 5 pelaku yang sebelumnya kita amankan ke gubernur," kata Rico.

Rico mengatakan, saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut.

Saat ini, sudah ada 9 saksi yang telah diperiksa.

Terkait pemeriksaan Gubernur Sumbar Mahyeldi, Rico mengatakan, pihaknya masih belum menjadwalkan waktu pemeriksaan.

"Belum. Kita masih menyelidiki lebih dalam kasus dugaan penipuan ini," kata Rico.

Tanggapan Gubernur

Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengakui bahwa banyak pihak yang mencatut namanya untuk meminta sumbangan kepada pengusaha di Sumbar.

"Banyak yang mengatasnamakan saya kan. Di media sosial juga banyak," kata Mahyeldi kepada Kompas.com.

Baca juga: Surat Bertanda Tangan Gubernur Sumbar Dicatut untuk Cari Sumbangan, Mahyeldi: Banyak yang Mengatasnamakan Saya

Mahyeldi mengatakan, pihaknya akan mengecek soal lima orang yang diduga melakukan penipuan dengan meminta sumbangan kepada sejumlah instansi.

"Nanti kita cek ya," kata Mahyeldi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com