Bagi Yoyok, budidaya porang cocok menjadi tanaman investasi. Sebab, untuk membudidayakan porang memerlukan waktu yang lama guna memperoleh hasil.
Bila menggunakan bibit katak maka dua tahun baru bisa panen. Sementara bila menanam porang dengan bibit umbi maka tujuh bulan petani bisa panen.
Dengan demikian, budidaya porang sifatnya tidak bisa tergesa-gesa untuk memanen. Petani yang ingin terjun menaman harus tekun agar panen bisa maksimal.
“Saya pesan bagi petani pemula untuk tekun dan jangan tergiur harus segera panen. Dan jangan terlalu tergesa-gesa panen karena porang saat ini menjadi tanaman invenstasi,” ungkap Yoyok.
Senada dengan Yoyok, Warsito menyarankan agar pemula yang ingin berbudidaya porang mulai dari sedikit dahulu.
Sebab, saat tahun pertama menanam, petani akan mendapatkan bibit gratis dari hasil katak porang.
Katak merupakan buah yang tumbuh di antara batang tanaman porang. Katak bisa dijadikan bibit tanaman porang,
“Untuk pemula lebih baik sedikit saja tanamnya. Misalnya umbi satu kilo isi empat atau lima maka satu musim bisa diambil kataknya,” ujar Warsito.
Tak hanya itu, Warsito menyarankan agar pembelian bibit dilakukan diakhir musim kemarau atau menjelang musim penghujan. Walaupun harga bibit agak mahal, tetapi resiko gagal panen sedikit.
Lebih bagus lagi, petani pemula memilih katak sebagai bibit karena memiliki survive yang bagus. Hanya saja, dalam satu kali musim tanam, petani belum mendapatkan katak.
“Kalau bibitnya umbi sudah mendapatkan katak dan dipanen satu musim. Dengan begitu, menanam porang dengan umbil dalam satu musim bisa panen umbil dan dapatkan katak untuk dijadikan bibit,” jelas Warsito.
Baca juga: Ini 2 KKB Papua Paling Berbahaya dan Sosok Pemimpinnya
Ia menambahkan banyak orang yang fobia hendak menanam porang karena dengan harga bibit porang diawal yang tidak murah.
Para pemula biasanya khawatir gagal panen padahal sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli bibit.
“Orang yang menganggap budidaya porang susah karena ketakutan harga bibit diawal. Takutnya merugi kalau gagal panen bagaimana. Padahal, prosentase gagalnya sedikit,” jelas Warsito.
Tak hanya itu, dibandingkan dengan tanaman holtikultura lainnya, porang lebih mudah perawatannya dan tidak mudah diserang penyakit.
“Sejauh pengalaman saya budidaya hortikultura paling enak ya tanam porang. Karena dari segi hama sedikit tidak seperti horti lainnya,” ungkap Warsito, yang sebelum bertanam porang sudah menjadi petani cabe dan pepaya. (bersambung)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.