Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sukses Petani Muda Bertanam Porang, Panen Omzet Ratusan Juta dan Tips untuk Pemula (Bagian 1)

Kompas.com - 22/08/2021, 12:40 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

Bagi Yoyok, budidaya porang cocok menjadi tanaman investasi. Sebab, untuk membudidayakan porang memerlukan waktu yang lama guna memperoleh hasil.

Bila menggunakan bibit katak maka dua tahun baru bisa panen. Sementara bila menanam porang dengan bibit umbi maka tujuh bulan petani bisa panen.

Dengan demikian, budidaya porang sifatnya tidak bisa tergesa-gesa untuk memanen. Petani yang ingin terjun menaman harus tekun agar panen bisa maksimal.

“Saya pesan bagi petani pemula untuk tekun dan jangan tergiur harus segera panen. Dan jangan terlalu tergesa-gesa panen karena porang saat ini menjadi tanaman invenstasi,” ungkap Yoyok.

Senada dengan Yoyok, Warsito menyarankan agar pemula yang ingin berbudidaya porang mulai dari sedikit dahulu.

Sebab, saat tahun pertama menanam, petani akan mendapatkan bibit gratis dari hasil katak porang.

Katak merupakan buah yang tumbuh di antara batang tanaman porang. Katak bisa dijadikan bibit tanaman porang,

“Untuk pemula lebih baik sedikit saja tanamnya. Misalnya umbi satu kilo isi empat atau lima maka satu musim bisa diambil kataknya,” ujar Warsito.

Tak hanya itu, Warsito menyarankan agar pembelian bibit dilakukan diakhir musim kemarau atau menjelang musim penghujan. Walaupun harga bibit agak mahal, tetapi resiko gagal panen sedikit.

Lebih bagus lagi, petani pemula memilih katak sebagai bibit karena memiliki survive yang bagus. Hanya saja, dalam satu kali musim tanam, petani belum mendapatkan katak.

“Kalau bibitnya umbi sudah mendapatkan katak dan dipanen satu musim. Dengan begitu, menanam porang dengan umbil dalam satu musim bisa panen umbil dan dapatkan katak untuk dijadikan bibit,” jelas Warsito.

Baca juga: Ini 2 KKB Papua Paling Berbahaya dan Sosok Pemimpinnya

Ia menambahkan banyak orang yang fobia hendak menanam porang karena dengan harga bibit porang diawal yang tidak murah.

Para pemula biasanya khawatir gagal panen padahal sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli bibit.

“Orang yang menganggap budidaya porang susah karena ketakutan harga bibit diawal. Takutnya merugi kalau gagal panen bagaimana. Padahal, prosentase gagalnya sedikit,” jelas Warsito.

Tak hanya itu, dibandingkan dengan tanaman holtikultura lainnya, porang lebih mudah perawatannya dan tidak mudah diserang penyakit.

“Sejauh pengalaman saya budidaya hortikultura paling enak ya tanam porang. Karena dari segi hama sedikit tidak seperti horti lainnya,” ungkap Warsito, yang sebelum bertanam porang sudah menjadi petani cabe dan pepaya. (bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com