Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rafiudin, Pernah Rasakan Menjadi Pengungsi, Kini Bantu Sesama Lewati Pandemi

Kompas.com - 21/08/2021, 16:16 WIB
Farida Farhan,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 pada Juni hingga Juli di Karawang alami lonjakan.

Bed occupancy rate (BOR) pasien virus Corona di rumah sakit pemerintah dan swasta pun mencapai sekitar 98 persen.

Saat itu, antrean di instalasi gawat darurat pun mengular. Bahkan RSUD Karawang mendirikan tenda darurat.

Baca juga: Karawang Membaik, 94,86 Persen Pasien Covid-19 Sembuh, BOR Tinggal 11,47 Persen

Demikian juga banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri lantaran rumah sakit, tempat tidur bagi pasien Covid-19 telah penuh. 

Lantas, kebutuhan oksigen bagi yang melakukan isolasi mandiri ikut meningkat.

Sebagai orang yang belasan tahun berkecimpung di lembaga kemanusiaan, Rafiudin Firdaus pun bergerak.

Baca juga: Cerita Relawan Tabung Oksigen, Beri Bantuan Gratis hingga Sempat Disangka Penimbun

Melaui Karawang Peduli, lembaga kemanusiaan yang ia dirikan pada 2014 lalu, Rafiudin bekerja sama dengan para donatur meminjamkan tabung oksigen.

"Kita pinjamkan lengkap, beserta isinya. Ada sekitar 50 tahung yang kita pinjam pakaikan," kata Rafi, di sela aktivitasnya, Sabtu (21/8/2021).

Tabung-tabung itu dipinjamkan dengan lebih dulu dilakukan verifikasi.

Jika sesuai persyaratan maka relawan akan mengantar ke tempat warga yang membutuhkan itu melakukan isolasi mandiri.

Saat itu, kata Rafi, tak mudah mendapatkan tabung oksigen maupun aksesorisnya. Namun ia tak menyerah. Ia lantas menghubungi berbagai jaringannya.

"Alhamdulillah banyak yang membantu," kata dia.

Sadar bentul pandemi Covid-19 memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat, program-program yang digulirkan Karawang Peduli pun disesuaikan.

 

Misalnya sedekah pangan dan bantuan sembako bagi warga terdampak di daerah-daerah dengan angka kemiskinan tinggi.

Sedekah pangan misalnya, dilakukan dengan membagikan makanan bagi mereka yang melakukan isolasi mandiri. Lebih dari sepuluh ribu paket pangan dibagikan.

"Kita berbagi makanan isoman untuk masyarakat, berbagi nasi. Itu dilakukan waktu parah-parahnya (kasus Covid-19 di Karawang), hampir setiap hari," kata pria 37 tahun itu.

Adapula dua ambulans milik lembaga sosialnya yang bolak-balik meluncur di jalanan. Mereka mengantar pasien, warga ke rumah sakit ataupun sebaliknya. Juga ada satu mobil jenazah.

"Waktu puncak-puncaknya Covid-19 itu, hampir setiap hari relawan kita merujuk warga. Bolak-balik," ujar dia.

Tak hanya kepada warga, lembaga sosialnya pun memberikan bantuan bagi para tenaga kesehatan. Misalnya alat pelindung diri (APD).

"Kita terus bergerak," kata dia.

Rafi berujar, pandemi tak membuat orang baik berhenti berbuat. Buktinya di tengah terpaan dampak yang luar biasa seperti sekarang, orang-orang baik, para donatur justru berdatangan.

"Masyarakat saya lihat justru lebih solid. Di tengah musibah kita masih saling menguatkan," katanya.

 

Merasakan menjadi pengungsi

Terjunnya Rafi dalam aksi kemanusiaan bukan tanpa sebab. Ia pernah menjadi pengungsi saat terjadi konflik di Aceh. Saat itu ia baru saja lulus sekolah menengah pertama (SMP).

Kurang lebih empat bulan ia dan keluarganya tidur di tenda bersama para pengungsi lainnya. Di tengah masa pahit itu, saat masih remaja, rasa kemanusiannya terus bertumbuh.

"Di situ saya ngerasain tuh hidup di tenda, pokoknya semuanya ngalamin lah," cerita Rafi.

Saat sudah tinggal di Pulau Jawa, ia pun terpanggil menjadi relawan saat tsunami di Aceh, 2004 lalu.

Sejak itu, bergabung dengan berbagai lembaga sosial. Salah satunya Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Ia pun pernah menjadi relawan kemanusiaan di luar negeri, seperti Palestina dan Rohingya.

Hingga pada 2014 ia mendirikan Karawang Peduli. Kini ada sekira 500 relawan yang bergabung.

Tak hanya di Karawang, aksi kemanusiaan yang dilakukan Karawang Peduli bukan hanya untuk Karawang.

Bahkan beberapa kali menggalang bnatuan untuk luar negeri. Tentu saja dengan menggandeng lembaga sosial lain.

"Karena bersifat panggilan, saat ada kegiatan kita calling (panggil) para relawan, siapa yang bisa," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com