Terdapat 75 kepala keluarga yang menetap di Desa Huku Kecil. Mereka hidup dalam kondisi serba kesulitan karena keterbatasan akses. Mayoritas warga juga berstatus miskin dan selama ini terisolasi.
“Warga di sini sangat susah mungkin karena kita sedikit jadi pemerintah tidak mau melihat kita di sini,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah dapat menggunakan nurani untuk melihat berbagai masalah yang terjadi di desa tersebut. Sehingga, masyarakat dapat merasakan keadilan.
“Kalau bisa lihat kita di sini, pakai nurani agar bisa merasakan penderitaan warga di sini jangan ada kepentingan saja baru datangi kami di sini,” katanya.
Tak ada Puskesmas
Camat Elpaputih, Ulis Nahuway mengakui Yuliana ditandu keluarganya menuju Puskesmas Elpaputih karena di Desa Huku Kecil tidak ada fasilitas kesehatan baik puskesmas dan pustu maupun tenaga medis.
Ia mengaku selain di Huku Kecil beberapa desa di pegunungan di wilayah itu juga belum tersentuh pembangunan seperti di Desa Abio, Ahiolo, Imabatai dan beberapa desa lainnya.
“Betul di sana ada beberapa desa itu tidak ada puskesmas dan tenaga medis. Dulu itu memang pernah ada bidan di Desa Huku Kecil tapi sekarang sudah tidak ada lagi saya tidak tahu apakah dia diberhentikan atau mengundurkan diri,” ungkapnya kepada Kompas.com saat dikonfirmasi.
Menurut Ulis, ia memilih berjalan kaki untuk menjemput Yuliana yang sedang hamil besar karena tak ingin sesuatu terjadi pada warganya itu.
Baca juga: Maluku Disebut Jadi Pusat Penyebaran Varian Delta, Satgas: 9 dari 32 Sampel Positif
Beberapa hari sebelum HUT RI, Ulis mengaku telah mendapat laporan ada warga yang hamil besar di Desa Huku Kecil. Ia kemudian berkoordinasi dengan petugas medis untuk mendatangi keluarga Yuliana agar segera dibawa ke Puskesmas.
“Tapi memang karena waktu itu pemuda semua baru pulang dari hutan mereka kelelahan dan baru membawa Yuliana kemarin,” katanya.
Ulis berjalan kaki sekitar dua jam dari Desa Elpaputih menuju Sungai Nua bersama pimpinan puskesmas dan sejumlah tenaga medis untuk menjemput Yuliana yang ditandu keluarganya.
Perjalanan panjang dan melelahkan itu harus ditempuh karena ia tidak menginginkan sesuatu terjadi pada warganya yang sedang membutuhkan pertolongan.
“Memang saya sangat capek sekali tapi kita rencana saat itu kalau mereka belum turun kita langsung jalan ke desa tapi saat sampai di sungai Nua kita ketemu dan kita kasih pertolongan pertama,” ungkapnya.
Ia bersykur karena setiba di Puskesmas, beberapa saat kemudian Yuliana langsung melahirkan bayinya dengan selamat.
“Puji Tuhan Yuliana sudah setelah tiba ibu Yuliana sudah melahirkan bayinya dengan selamat,” ujarnya.