Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nestapa Yuliana, Ditandu 37 Kilometer Lewati Bukit hingga Sungai demi Melahirkan di Puskesmas

Kompas.com - 21/08/2021, 15:13 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Kisah nestapa tentang perjuangan ibu hamil yang harus mempertaruhkan hidup demi melahirkan bayi yang di kandungnya belum juga berakhir di pedalaman Pulau Seram, Maluku.

Ibu hamil di pedalaman Pulau Seram, tepatnya di Kecamatan Inamosul dan Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat, harus berjuang untuk bisa melahirkan anak mereka di puskesmas.

Dalam beberapa kasus, sejumlah ibu hamil dari wilayah itu harus kehilangan bayinya karena keguguran di tengah perjalanan akibat kelelahan. Ada juga ibu hamil yang meninggal bersama bayinya di tengah hutan, dalam perjalanan menuju puskesmas yang berjarak puluhan kilometer dari desa.

Peristiwa seperti itu merupakan kejadian yang terus berulang di kampung pedalaman Pulau Seram, khususnya desa yang berada di wilayah pegunungan.

Seperti yang baru saja dialami Yuliana Lasattira (40), seorang ibu hamil dari Desa Huku Kecil, Kecamatan Elpaputih, yang harus betaruh nyawa menempuh perjalanan jauh agar bisa melahirkan bayinya di puskesmas.

Yuliana yang sedang hamil tua digotong keluarganya dari desa menuju puskesmas terdekat di Desa Elpaputi yang jaraknya mencapai 37 km. Kejadian itu terjadi pada Jumat (20/8/2021).

Yuliana dan keluarganya berasal dari kalangan tidak mampu dan hanya tinggal di gubuk.

Hengky salah satu tokoh masyarakat Huku Kecil yang juga kerabat korban mengaku, keluarga akhirnya memutuskan membawa Yuliana ke Puskesmas di Desa Elpaputih karena perutnya terus sakit dan kondisi tubuh yang melemah.

“Awalnya dirawat seadanya di desa tapi karena perut Yulia ini terus sakit dan kondisinya melemah hingga pingsan sehingga keluarga memutuskan untuk membawa ke Puskesmas,” kata Hengky kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Sabtu (21/8/2021).

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 20 Agustus 2021

Jalan Terjal

Setelah diputuskan untuk dibawa ke puskesmas, keluarga pun mempersiapkan kain sarung, terpal, tali, dan batang bambu untuk membuat tandu.   

Yuliana ditandu menuju puskesmas di Desa Elpaputih. Mereka mulai berangkat dari desa sekitar pukul 10.00 WIT.

Menurut Hengky ada sekitar 20 anggota keluarga ikut membawa Yuliana dari desanya. Mereka bergantian menggotong Yuliana sambil menyusuri hutan lebat menuju puskesmas.

“Jarak dari desa ke Puskesmas itu sekitar 37 km, jadi kita berjalan kaki itu sekitar enam jam karena kita tiba itu jam empat sore,” katanya.

Hengky mengatakan perjalanan semakin berat karena keluarga harus menyusuri sejumlah jalan curam, bukit berbatu dan berlumpur hingga menyeberangi sungai besar.

Ada sejumlah sungai yang harus diseberangi. Dari sekian banyak sungai, mereka harus menyeberangi Sungai Nua dengan rakit yang terbuat dari bambu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com