Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mulyono, Belasan Tahun Ajari Anak-anak Baduy Membaca, Jadi Segelintir Warga Kanekes yang Kuliah

Kompas.com - 21/08/2021, 13:44 WIB
Acep Nazmudin,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

Keinginan untuk kuliah

Bapaknya yang berprofesi sebagai pemandu wisata kala itu, kerap membawa tamu dari Jakarta.

Tamu yang membuat dia terkesan adalah rombongan dosen dan mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI), hingga dia berambisi untuk kuliah ke sana.

"Saat itu usia saya 13 tahun, keinginan kuat untuk kuliah di UI muncul, ingin merasakan kuliah, dari sana saya cari tahu, bagaimana caranya supaya bisa kuliah di UI, oh ternyata harus sekolah," kata Mul.

Berkat dorongan untuk kuliah tersebut, Mul, lantas masuk ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Ciboleger, di sana ambil paket A untuk mendapatkan ijazah setara SD.

Sambil belajar di PKBM, Mul juga menebarkan ilmu yang dimilikinya untuk dibagikan kepada anak-anak Baduy lain di sekitar rumahnya, dia mengajak anak-anak Baduy belajar baca tulis.

Mul mengatakan, tidak ada satu pun warga Baduy yang sekolah formal lantaran dilarang oleh aturan adat. Namun untuk belajar baca tulis boleh.

"Ada kekhawatiran adat, takut jika anak-anaknya punya ijazah, nanti mereka keluar Baduy, pergi merantau ke kota, atau tinggal di luar wilayah," kata Mul.

Untuk belajar baca tulis saja, kadang masih dicurigai oleh para kolot (orang tua) di Baduy, mereka curiga, Mul mendirikan sekolah formal.

Mul, mengatakan, dirinya hanya memberikan hak kepada orang-orang Baduy, hak untuk bisa baca tulis, tanpa ada paksaan.

Dia mengelola kelompok belajar bersama rekan-rekan sesama warga Baduy yang dulu belajar baca tulis pada bapaknya. Ia menjalankan itu secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah.

Tawaran bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat pernah datang, namun Mul menolak dengan pertimbangan keberlangsungan komunitasnya.

"Kalau terima bantuan dari pemerintah saya khawatir nanti harus ada struktur organisasi, ada kunjungan resmi, dampaknya malah membahayakan komunitas saya," kata Mul.

Mul mengklaim, hingga saat ini sudah ratusan anak-anak Baduy yang bisa baca tulis setelah belajar di komunitas yang dikelolanya.

Rumah untuk belajar juga kini ada di dua kampung, yakni di kampung Balimbing tempat bapaknya, dan kampung Cicampaka di mana dia tinggal sekarang.

Mul sendiri saat ini tengah melanjutkan kuliah Semester 6 di Universitas Terbuka.

Dia memilih kuliah online lantaran bisa dilakukan sambil beraktivitas sehari-hari di Baduy, seperti mengajar anak-anak belajar, bekerja hingga menjadi kepala keluarga bagi istri dan dua anaknya.

"Masuk UI belum terwujud, sudah pupus juga keinginannya karena terhambat usia," seloroh Mul. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com