Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hari Berjualan di Luar Gedung karena Pengunjung Tak Boleh Masuk, Pedagang Hi-Tech Mall Surabaya Ancam akan Gelar Tenda

Kompas.com - 20/08/2021, 21:51 WIB
Muchlis,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Sementara itu, Rudi Abdullah selaku Ketua Paguyuban Pedagang Elektronik dan UMKM Hi-Tech Mall Surabaya menilai Pemkot lamban dalam merespons kebutuhan warganya.

Dampaknya, para pedagang harus beraktivitas jual beli di luar gedung.

Menurut Rudi, sejak PPKM terbaru diterapkan, ada kelonggaran untuk pengoperasian mal, maka seharusnya Hi-Tech Mall juga mendapat kelonggaran yang sama.

“Kenapa hanya 24 mal kan di Surabaya ada 30 mal. Apakah yang lainnya tidak bisa mematuhi prokes sesuai yang diminta, Katanya uji coba, bagi kami uji coba hanya sehari. Kalau seterusnya ini namanya diskriminasi dengan mal yang lainnya,” kata Rudi.

Dia pun mempertanyakan dasar pemilihan 24 mal yang mendapatkan kelonggaran.

“Katanya pusat, saya tanya data dari mana ini. Yang saya ketahui beberapa hari sebelum PPKM Darurat dilanjutkan, Kementerian Perdagangan telah dirpotes oleh asosiasi mal sehingga muncul barcode dari peduli lindungi itu,” papar dia. 

Baca juga: Mal di Purwokerto Dibuka Mulai Minggu, Tahap Uji Coba

Ia mengaku sangat memahami jika 24 mal tersebut masih dalam tahap uji coba melalui barcode peduli lindungi, sayangnya sangat tidak masuk akal bagi Rudi jika uji coba terus berjalan.

“Dengan rekam data deteksi pengunjung mal yang disebutkan hanya 25 persen (pedagang dan pengunjung) dari kapasitas mal kan, tujuannya begitu kan, tapi memang harus menunjukan kalau dia telah divaksin,” cetus dia.

Dia menilai, seharusnya Kementerian Perdagangan juga memberikan kesempatan uji coba barcode itu kepada mal dan pasar yang ada di Surabaya tanpa ada batasan, karena hal ini menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat.

“Ini sudah satu bulan lebih tidak jualan. Rakyat kami ini sudah lapar. Anehnya Disdag Kota mengaku tidak pernah mengirim data 24 mal ini ke pusat,” ujar dia.

Mengaku sudah audiensi dengan pihak pemkot

Rudi mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak Pemkot, Senin (16/8/2021) lalu, di kantor Badan Penanggulangan Bencana BPB linmas.

Hasilnya, Hi Tech Mall  boleh dibuka tapi pengunjung tetap berada di luar.

Adapun, yang berada di dalam hanya pemilik tenant dan para karyawan

Rudi pun mempertanyakan bagaimana caranya para pedagang bisa berjualan.

“Kalau bawa satu atau dua barang tak efektif, sedangkan yang dibutuhkan pengunjung barangnya ada di dalam mau enggak mau keluar masuk dan naik turun, akhirnya capeklah,” ujarnya

Berdasarkan data, tercatat ada 300 toko dengan 250 pedagang.

Setiap hari Rudi mengatur semua penjual dengan sistem bergantian agar tidak membeludak dan tetap taat prokes.

“Ini yang turun baru 30 penjual ada 10 blok, kami atur gantian. Jualan yang di luar ini sudah berjalan selama lima hari mulai Senin itu, mulai Senin kami di luar depan itu, karena rame ditegurlah. Sekarang kami pindah di samping kiri ini,” cetus dia.

Baca juga: 6 Tips dari OJK agar Terhindar dari Jerat Pinjol Ilegal

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com