Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreatif, Pemilik Rumah Makan Padang di Sleman Bikin Spanduk Iklan Mirip Kampanye Caleg

Kompas.com - 19/08/2021, 05:30 WIB
Dony Aprian

Editor

KOMPAS.com - Sebuah spanduk mirip kampanye calon legislatif atau caleg terlihat di pinggir Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Namun, setelah diamati ternyata spanduk itu merupakan ajang promosi sebuah rumah makan padang.

Di spanduk tersebut terdapat foto setengah badan lengkap menggunakan jas lengkap dengan dasi.

Kemudian di bagian atas tertulis "Padang Djuang. Rumah Makan Padang Jalan Kaliurang KM 14 (700 m Selatan UII)".

Baca juga: Kesembuhan Pasien Klaster Sangon Meningkat, Warga Pasang Spanduk Wilayah Bebas Covid-19

Kemudian terdapat tulisan dengan huruf kapital "SAYA TIDAK NYALEG, TAPI JUAL NASI PADANG" di bawahnya tertulis "NASI AMBIL SENDIRI!"

Terdapat pula daftar harga di spanduk promosi tersebut. Selain itu, terdapat juga keterangan "Pesan 1 Bungkus Saja Saya Antar Gratis!* untuk radius maksimal 2 Km"

Spanduk promosi rumah makan ini juga tertulis program yang diusung yakni "Meningkatkan gizi dengan rasa enak dan harga murah produk nasi padang djuang"

Pada bagian pojok kanan bawah terdapat lingkaran dengan tulisan cabang 1. Terdapat pula paku yang mencoblos bagian tengah lingkaran.

Marketing Direktur Rumah Makan Padang Djuang Muhammad Halim Al-Nibroos menceritakan, ide awal desain spanduk terinspirasi dari pemilihan kades di tempat tinggalnya.

"Saya itu melihat situasi di Yogya, Saya kan tinggal di Sleman saat ini baru banyak-banyaknya baliho pemilihan kades, pilih saya, pilih nomor ini, gitu kan. Saya itu terinspirasi dari situ, ya sudah saya (buat spanduk promosi) jual nasi padang saja," ujar Halim saat dihubungi wartawan, Rabu (18/8/2021).

Baca juga: Terdampak Pandemi, Penjual Angkringan Bikin Baliho Kepak Sayap Empon-Empon untuk Promosi

Dia menjelaskan, desain spanduk promosinya dibuat sedemikian mirip dengan caleg hanya sekadar orang tertarik untuk melihatnya.

"Saya tidak menyangka (viral), mikirnya cuman supaya dilihat orang saja. Kan kalau gitu-gitu aja tidak dilihat masyarakat kan, sesuatu yang baru, sesuatu yang unik dan dengan pelayanan kita yang memuaskan," ucapnya.

Sebelumnya, untuk promosi menggunakan jasa advertising. 

Karena masa pandemi Covid-19, Halim terpaksa harus menghemat uang.

"Keluarga besar berjuang bersama-sama. Kita memotong bambu sendiri, memasang sendiri, ini memang benar-benar perjuangan banget," tuturnya.

Halim mengaku, spanduknya dipasang di 10 titik di Jalan Kaliurang. Pemasangan dilakukan pada malam hari.

"Sampai jam 12 malam. Waktu memasang itu ada yang melihat komentarnya bagus bagus," ujarnya.

 

Dia mengatakan, usaha rumah makannya telah dirintis selama 41 tahun.

"Kalau di Yogyakarta sudah banyak yang mengenal rumah padang murah meriah. Kita memang keluarga besar, sudah sampai 64 cabang di Indonesia," ujar Halim.

Generasi kedua kemudian ingin mengembangkan bisnis RM padang. Konsep yang diusung adalah rumah makan padang yang menyesuaikan era saat ini.

"Saya ingin mengembangkan bisnis yang ibaratnya ada sesuatu pembaharuan. Jadi ini dari generasi pertama ke generasi kedua dengan konsep yang baru dan suasana yang kekinian," tuturnya.

Pada 21 Juni 2021 lahirlah RM Padang Djuang di Sleman. Rumah makan ini berada di Jalan Kaliurang KM 14.

Pemilihan nama Padang Djuang memiliki arti berjuang bersama-sama di tengah pandemi Covid-19.

"Kami lahir di masa pandemi pada saat semua orang sedang berjuang, baik dalam kesehatan maupun ekonomi. Nah nama itu ingin membawa bahwa kita ini sedang berjuang bersama-sama. Di sisi lain melanjutkan perjuangan dari generasi pertama ke genarasi kedua," tegasnya.

Halim mengaku, di masa pandemi saat ini perekonomian masyarakat sedang menurun.

Konsep kekinian yang diusung oleh Rumah Makan Padang Djuang juga menyesuaikan kondisi ekonomi saat ini.

"Kami menghadirkan menu yang bergizi, enak dan murah dengan kualitas yang terjaga. Sehingga semua kalangan di masa pandemi ini bisa menikmati," tuturnya.

RM Padang Djuang, lanjutnya, menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah penularan Covid-19.

Pembeli wajib mengenakan masker dan mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan sebelum masuk.

Jumlah kursi pun juga dibatasi agar tetap menjaga jarak. Satu meja hanya terdapat dua kursi.

"Kita ingin membantu pemerintah juga dengan memberikan free order gratis dengan radius 2 Km. Jadi pesan nasi telur Rp 8.000 saja kami antar, pembeli tidak harus keluar rumah agar terhindar dari Covid-19," tandasnya.

 

Penulis Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com