Dihantam pandemi
Kini, usaha kios dan fotokopinya perlahan-lahan mulai tumbuh dan tertata. Tetapi dia harus menghadapi tantangan lainnya, pandemi Covid-19.
Cahyono menuturkan, dia dan istrinya memulai usaha sejak tahun 2015 lalu, usai menikah di Jepara.
Bersama istrinya yang berasal dari Kabupaten Kupang, keduanya merintis usaha kios sembako.
Awalnya masih sederhana. Seiring berjalannya waktu, usahanya terus berkembang, hingga mampu membeli dua unit mesin fotokopi.
Baca juga: Kisah Rohadi, Difabel Pembuat Springbed, Terdampak Pandemi dan Beralih Rakit Truk Mainan
Pemasukan dari usaha kios dan fotokopi lumayan banyak yakni berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per hari.
"Itu pemasukan kotornya sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Pemasukan bersihnya separuh dari itu," kata dia.
Namun, saat musim pandemi Covid-19 melanda seluruh wilayah Indonesia, Cahyono pun terkena dampak.
Pemasukan dari usahanya menurun drastis hingga saat ini.
"Sekarang, pemasukan per hari kotornya sekitar Rp 500.000. Kadang tidak sampai. Tapi kami tetap bersyukur," ujar dia.
Cahyono dan istrinya berharap, pandemi corona ini bisa segera berakhir, sehingga usaha dia dan warga lainnya berkembang seperti beberapa tahun sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.