Salin Artikel

Kisah Pasangan Suami Istri Difabel, Bertahan Hidup Usai Dihantam Badai Seroja dan Pandemi Corona

Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah itu, terpaksa harus mengungsi bersama istri dan putri semata wayang mereka, Alesha Aulia Ramadhani (3).

Mereka bersama warga lainnya, mengungsi di sebuah Gereja Katolik terdekat.

Tempat usahanya rusak, berusaha bangkit

Rumah dan tempat usaha milik Cahyono yang berada persis di pinggir jalan protokol Trans Timor, diterjang banjir bandang setinggi satu meter lebih.

Meski terdampak banjir dan badai, namun kondisi rumahnya tidak rusak. Hanya barang barang yang berada di dalam kios dan fotokopi yang mengalami kerusakan.

"Akibat Badai Seroja, saya mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta. Barang dalam kios semuanya rusak, termasuk fotokopi," kata Cahyono, kepada Kompas.com, Senin (16/8/2021).

Cahyono kemudian memulai usaha lagi dari awal, dengan modal seadanya.

Beberapa perhiasan emas yang selama ini disimpan, kemudian digadai untuk mendapat dana.

Dia bahkan, memberanikan diri meminjam uang di bank, untuk melanjutkan usahanya.

Meski mengalami kerugian yang besar, tetapi dia tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah.

Kondisi fisik Cahyono dengan istri, tidak menyurutkan semangatnya untuk bangkit.

"Kami hanya dapat bantuan sembako dari pemerintah. Sedangkan untuk modal usaha, terpaksa kami cari sendiri," kata Cahyono.

Kini, usaha kios dan fotokopinya perlahan-lahan mulai tumbuh dan tertata. Tetapi dia harus menghadapi tantangan lainnya, pandemi Covid-19.

Cahyono menuturkan, dia dan istrinya memulai usaha sejak tahun 2015 lalu, usai menikah di Jepara.

Bersama istrinya yang berasal dari Kabupaten Kupang, keduanya merintis usaha kios sembako.

Awalnya masih sederhana. Seiring berjalannya waktu, usahanya terus berkembang, hingga mampu membeli dua unit mesin fotokopi.

Pemasukan dari usaha kios dan fotokopi lumayan banyak yakni berkisar antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per hari.

"Itu pemasukan kotornya sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Pemasukan bersihnya separuh dari itu," kata dia.

Namun, saat musim pandemi Covid-19 melanda seluruh wilayah Indonesia, Cahyono pun terkena dampak.

Pemasukan dari usahanya menurun drastis hingga saat ini.

"Sekarang, pemasukan per hari kotornya sekitar Rp 500.000. Kadang tidak sampai. Tapi kami tetap bersyukur," ujar dia.

Cahyono dan istrinya berharap, pandemi corona ini bisa segera berakhir, sehingga usaha dia dan warga lainnya berkembang seperti beberapa tahun sebelumnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/16/150503878/kisah-pasangan-suami-istri-difabel-bertahan-hidup-usai-dihantam-badai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke