MALANG, KOMPAS.com - Wali Kota Malang, Sutiaji, mengajak lima perguruan tinggi di Kota Malang untuk ikut menangani tempat isolasi terpusat (Isoter) untuk pasien Covid-19.
Keterlibatan perguruan tinggi itu untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan.
Nantinya, setiap perguruan tinggi bertanggung jawab pada setiap tempat Isoter yang ditanganinya.
"Tadi saya sudah minta di sini buat SOP-nya di Isoter. Saya nanti minta lima perguruan tinggi itu nanti penanggung jawab dari masing-masing Isoter," kata Sutiaji saat diwawancara di Balai Kota Malang pada Jumat (13/8/2021).
Baca juga: Luhut Soroti Malang Raya, Ada 3.000 Lebih Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri di Rumah
Kelima perguruan tinggi itu merupakan perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran yakni Universitas Brawijaya, Universitas Islam Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Politeknik Kesehatan Malang.
Sutiaji berharap, lima perguruan tinggi itu bisa menerjunkan para dokternya.
Pihaknya sudah menyediakan insentif bagi dokter-dokter dari perguruan tinggi itu.
"Ada insentif tetep kita pakai," katanya.
Sementara itu, saat ini Kota Malang masih memiliki empat tempat Isoter yaitu di SKB Blimbing yang berkapasitas 26 tempat tidur, Isoter di VEDC Arjosari berkapasitas 56 tempat tidur, Isoter di BPSDM Kawi dengan kapasitas 246 tempat tidur dan Isoter di Rusunawa Tlogowaru dengan kapasitas 60 tempat tidur.
Baca juga: Larang Isoman di Rumah, Pemda Malang Raya Pindahkan Pasien Covid-19 ke Isoter
Diketahui, Pemerintah Kota Malang akan memindah pasien Covid-19 yang isolasi mandiri (Isoman) ke tempat Isoter.
Pemindahan ini merupakan arahan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dalam penanganan kasus Covid-19 di Malang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.