Pilih Berbagi di Jalanan
Di saat sejumlah teman-temannya merayakan hari bahagia itu membuat pesta syukuran bersama keluarganya, Sairun memilih merayakan acara wisuda dengan berbagi bersama pedagang dan tukang becak di pasar.
Sairun mengaku, keputusannya merayakan wisuda tak hanya inisiatif sendiri, tetapi juga dukungan sejumlah teman.
“Kebetulan teman-teman juga mendukung sehingga diputuskan acaranya seperti itu,” katanya.
Sairun menuturkan, keluarganya di kampung halaman sebenarnya ingin datang ke Ambon saat acara wisuda. Namun, keinginan itu tak bisa terkabul karena Kota Ambon menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level tiga
“Orangtua tidak bisa datang ke Kota Ambon untuk merayakan acara wisuda karena kondisi PPKM yang sedang diterpakan. Saya hanya telepon dengan orangtua untuk memberitahu saya akan wisuda dan meminta doa dan keridhaan dari mereka,” ungkapnya.
Sairun juga ingin para pedagang dan pengayuh becak yang terdampak pandemi merasakan secercah kebahagiaan dari momen tersebut.
Baca juga: Kisah Lurah di Denpasar Tangani Covid-19, Tak Ragu Ambil Keputusan Lockdown di Awal Pandemi
Menurutnya, penerapan PPKM sangat berdampak kepada pedagang kecil, tukang becak, buruh di pasar, dan tukang ojek.
“Karena itu saya ingin berbagi dengan mereka, saya ingin mereka juga ikut bahagia, karena kita tahu selama penerapan PPKM ini mereka sangat kesulitan,” ujarnya.
Aktif di kegiatan kemanusiaan
Sairun selama ini aktif sebagai relawan kemanusiaan di Komunitas Maluku Peduli. Sejak 2018, ia terlibat dalam banyak kegiatan sosial untuk korban bencana di Maluku.
Saat gempa dengan magnitudo 6,9 mengguncang Maluku pada 2019, Sairun bersama sejumlah rekannya langsung menggalang dana untuk korban gempa.
Hal yang sama juga dilakukan saat bencana alam terjadi di sejumlah wilayah di Maluku, termasuk gempa di Tehoru, Maluku Tengah, beberapa waktu lalu.
“Kita juga galang dana dan membawa bantuan sembako kepada korban gempa di Tehoru, kita malah sebulan berada dengan korban gempa di sana,” ujarnya.