Selain menggalang dana dan menyalurkan bantuan, Sairun dan rekan-rekannya di komunitas Maluku Peduli juga menyalurkan buku ke sejumlah sekolah di Maluku.
“Untuk bantuan nonalam itu kita salurkan buku-buku ke sekolah-sekolah yang keterbatasan guru, itu juga kita lakukan di Tehoru,” katanya.
Ia mengaku menjadi relawan kemanusiaan adalah pekerjaan paling mulia di mata Tuhan. Oleh karena itu, ia tidak pernah merasa lelah saat harus berada di lokasi bencana selama berbulan-bulan atau menggalang dana dari jalan ke jalan.
“Prinsip saya itu begini, saya tidak bisa melihat orang kesusahan ditimpa musibah, naluri saya tidak akan menerima itu,” ungkapnya.
Dikenal Baik
Sairun memang dikenal baik dan selalu peduli terhadap sesama, khususnya dengan masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Baca juga: Satgas Covid-19 Maluku Khawatir Muncul Klaster Baru akibat Pemakaman Bupati Yasin Payapo
Di mata sejumlah temannya, Sairun adalah sosok yang bersahaja dan selalu berpikir tentang nasib masyarakat, meski ia bukan pengambil kebijakan.
“Dia itu orangnya sangat baik, saya kenal dekat dengannya dia sangat baik,” kata Fahmi Fatsey pejabat Presiden Mahasiswa IAIN Ambon kepada Kompas.com.
Menurutnya, cara Isrun merayakan wisuda di jalanan bersama pedagang dan pengayuh becak merupakan contoh yang baik.
Kegiatan itu bersentuhan langsung dengan masyarakat yang sedang kesulitan akibat pandemi.
“Ini harus menjadi contoh bagi semua mahasiswa di Maluku. Apa yang dilakukan Sairun ini punya nilai kemanusiaan yang sangat kuat,” ujarnya.