DENPASAR, KOMPAS.com - Lurah Panjer, Denpasar, I Made Suryanata tak pernah menyangka akan dihadapkan dengan pandemi Covid-19.
Memimpin sebuah kelurahan yang memiliki luas daerah 3,59 kilometer persegi dan berada di jantung Kota Denpasar, membuatnya tak ragu mengambil keputusan demi menyelamatkan nyawa banyak orang.
Kebijakan lockdown atau menutup akses jalan ke Kelurahan Panjer pernah ia ambil saat kasus positif Covid-19 ditemukan pertama kali di Kelurahan Panjer pada April 2020.
"Waktu itu saya hanya berpikir agar Covid-19 tak meluas dan nyawa banyak orang bisa tertolong," kata Suryanata saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (3/8/2021).
Suryanata bercerita, kasus positif Covid-19 pertama di Kelurahan Panjer terjadi pada seorang aparatur sipil negara (ASN).
ASN itu dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan perjalanan dinas di Jakarta.
Sadar daerahnya menjadi pusat pergerakan orang di jantung Kota Denpasar, Suryanata memutuskan menutup akses jalan demi menyelamatkan 19.862 jiwa yang saat itu mendiami Kelurahan Panjer.
Penutupan dilakukan sejak Rabu (1/4/2020) hingga Selasa (7/4/2020) mulai pukul 19.30 Wita hingga pukul 24.00 Wita.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Wali Kota Denpasar Minta Sekolah Tunda Pembayaran Uang Seragam
Petugas gabungan yang terdiri dari Satpol PP bersama pecalang menjaga sekitar tujuh pintu keluar masuk Kelurahan Panjer.
"Saat itu kasusnya lebih terkontrol karena mobilitas masyarakat terus kita batasi," kata dia.
Kepemimpinan Suryanata di Kelurahan Panjer dalam menghadapi pandemi Covid-19 tak hanya bisa dilihat dari keberaniannya mengambil keputusan.
Sejak awal kasus positif Covid-19 ditemukan di Panjer, ia bersama jajaran Satgas Desa sudah aktif memberikan informasi tentang bahaya Covid-19 kepada masyarakat.
Pendekatan yang dipakai, lanjut Suryanata, lebih bersifat edukasi agar informasi yang disampaikan lebih mudah dipahami masyarakat yang tinggal di Kelurahan Panjer.
Saat kasus positif Covid-19 Meningkat pada Juni 2020, ia mengaku sudah bisa mengontrol mobilitas masyarakat agar kasus tak terus meningkat.
"Karena masyarakat sudah mengerti semua betapa bahayanya pandemi Covid-19," tuturnya.