SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang laki-laki sedang duduk di tepi jalan sekitar Taman Indonesia Kaya, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Mengenakan kaus hitam, tangannya menggengam es teh plastik sembari sesekali mengisap sebatang rokok.
Meski raut wajahnya tampak getir, tapi pria berusia 49 tahun itu berusaha tersenyum ramah. Pria itu bernama Catur Prasetyo.
Baca juga: Lini Masa Aksi Pengibaran Bendera Putih dari Sejumlah Daerah di Indonesia...
Dia merupakan salah satu penyedia jasa persewaan sound system yang terdampak pandemi di Kota Semarang.
Selama puluhan tahun, Catur hanya mengandalkan jasa rental sound system sebagai sumber pendapatannya.
Semenjak pagebluk penghasilannya merosot drastis karena tak ada penyelenggara acara yang menyewa jasanya.
Untuk menyambung hidup, bapak tiga anak ini terpaksa menjual segala peralatan yang dimilikinya.
Siang itu, sejumlah sound system berukuran besar yang diangkut dua mobil pikap telah di parkir di samping Taman Indonesia Kaya.
Tampak bendera warna putih juga dikibarkan di atas mobil pikap sebagai tanda menyerah.
"Kita satu rasa, saya pribadi dan teman-teman yang terdampak berusaha bersabar selama dua tahun ini. Kita sudah jatuh bangun. Tabungan yang kita punya sudah habis. Bahkan barang-barang kita mayoritas sudah terjual demi untuk hidup selama ini," kata Catur kepada Kompas.com, Rabu (4/8/2021).
Catur mengaku menjual peralatan sound system ini merupakan satu-satunya ikhtiar yang bisa ditempuh untuk bertahan hidup.
"Bendera putih artinya kita sudah menyerah sudah tidak bisa apa-apa tidak ada jalan lain akhirnya menjual yang ada. Kita mau cari kerjaan lain juga sudah tidak bisa. Kita sudah jualan berupaya berkali-kali kembali modal saja Alhamdulilah sampai minus terus," ungkapnya.
Sejak tiga hari ini Catur berkeliling menjual sound systemnya mengitari Kota Semarang.
"Sebenarnya saya sudah sejak hari Senin saya memang pindah-pindah mulai dari daerah Kedungmundu, Tembalang, Srondol. Ini sekarang di Taman KB (Indonesia Kaya). Namanya orang jualan siapa tahu bisa laku di sini. Kita berikhtiar mudah-mudahan ada yang mau beli," ujarnya.
Baca juga: Bendera Putih Jelang Hari Kemerdekaan, Ekspresi Kegelisahan Warga Tedampak Pandemi...
Warga Pedurungan ini berharap pemerintah dapat memberikan kelonggaran untuk penyelenggaraan acara agar bisa berjalan kembali sesuai peraturan.
Sehingga, penyedia jasa persewaan sound system dapat kembali bergerak meskipun dengan pembatasan.
"Harapannya pemerintah membuat kebijakan yang betul-betul bijak. Tolong diberi kesempatan agar kita masih bisa bekerja tapi tetap dengan prokes sesuai aturan. Tolong kita diberi celah. Umpama hajatan bisa pakai sound digelar terbatas. Agar kita masih bisa laku masih bisa berjalan," katanya.
Baca juga: Bendera Putih Berkibar di Malioboro, Pedagang: Bukan Protes, Kami Menyerah...
Catur sendiri sudah sejak sedari lulus SMK menggeluti bidang sound system hingga merintis usaha persewaan bernama Walang Sangit Sound System.
"Sudah sejak lulus SMK, jadi sudah puluhan tahun usaha sound system. Saat ini memang cobaan paling berat. Kita semakin minus. Mudah-mudahan satu set bisa terjual. Karena dituntut kebutuhan," jelasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.