Saat ini, Yunita sedang membiayai lima anggota keluarganya yang mengenyam pendidikan TK, SD, dan Perguruan Tinggi.
"Jujur, Rp 725.000 untuk bayar uang sekolah TK anak saya saja tidak mampu. Sampai sekarang saya belum bayar (uang sekolah anak yang masih TK). Tetapi kalau anak saya tidak kasih sekolah TK, otomatis tahun depan dia tidak bisa masuk SD (karena persyaratan masuk SD harus ada ijazah TK). Menangis saya," kata Yunita dengan mata berkaca-kaca.
Yunita masih bersyukur karena tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli seragam TK untuk anaknya.
"Untung bajunya sudah ada baju dari kakanya yang saya simpan. Jadi, saya tidak belikan baju baru untuk dia (anak yang masih TK)," jelasnya.
Baca juga: Covid-19 Mulai Menyerang Anak-anak di Madiun, Wali Kota Siapkan Ruang Isolasi Khusus
Sementara itu, pedagang lain Agustina Ngongo (42) juga mengeluhkan hal serupa. Pendapatannya turun setelah waktu operasional pasar dibatasi.
"Jual satu hari hanya bisa beli beras satu atau dua kilogram saja. Barang saya biasa laku pas jam 09.00 (Wita) sampai jam 10.00 (Wita). Tapi batas operasi pasar (untuk siang hari) sampai 10.00 Wita (selama PPKM). Yah sudah, mau bagaimana lagi. PPKM ini buat setengah mati," kata Agustina.
Ia berharap PPKM level 4 yang berlaku saat ini dapat membawa sedikit perubahan. Sebab, transaksi jual beli dimulai pada pukul 05.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita.
"Setidaknya ada tambahan dua jam untuk kami jualan," kata Agustina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.