Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak PPKM, Pedagang Pasar Matawai Sumba Timur: Saya Menangis Setiap Sore...

Kompas.com - 27/07/2021, 14:55 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

WAINGAPU, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang di Pasar Inpres Matawai, Kelurahan Matawai, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluh pendapatan mereka berkurang sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak 16 Januari 2021.

Selama ini, pemerintah kabupaten menerapkan PPKM berdasarkan Surat Edaran Bupati Sumba Timur dengan nomor KESRA.400/104/I/2021 tertanggal 16 Januari 2021.

Salah satu poin surat edaran tersebut mengatur pembatasan jam operasional pasar, yaitu transaksi jual beli dimulai pada pukul 05.00 Wita sampai pukul 10.00 Wita.

Kemudian dilanjutkan dari pukul 16.00 Wita hingga pukul 20.00 Wita.

Adapun penerapan PPKM tersebut sudah 12 kali diperpanjang pemberlakuannya hingga akhirnya masuk dalam PPKM level 4 sejak 26 Juli hingga 8 Agustus 2021.

Baca juga: Cerita Ibu Rambu Berkeliling Salurkan Bantuan untuk Warga Isoman Saat Bayinya Sudah Tidur

Jeritan pedagang Pasar Inpres Matawai

Seorang pedagang sembako bernama Yunita Bani (31) menceritakan, pendapatan kotornya hanya berkisar Rp 500.000 per hari selama masa PPKM.

Uang tersebut langsung digunakan untuk aneka keperluan keluarga dan menutup utang, sehingga nyaris tidak memiliki keuntungan.

"Saya menangis betul kalau setiap sore pulang (ke rumah). Kadang hati ini ada teriris. Terlebih kami yang punya anak-anak ini. Enak kalau yang punya banyak uang. Kalau kami, laku satu barang baru beli lagi yang satu," kata Yunita kepada awak media di Pasar Inpres Matawai, Selasa (27/7/2021) siang.

Bahkan untuk memenuhi kekurangan, anak-anak Yunita yang masih kecil harus ikut membantu berjualan.

"Kalau (anak-anak) tidak ikut jualan, kita mau makan apa sudah," ujar Yunita.

 

Saat ini, Yunita sedang membiayai lima anggota keluarganya yang mengenyam pendidikan TK, SD, dan Perguruan Tinggi.

"Jujur, Rp 725.000 untuk bayar uang sekolah TK anak saya saja tidak mampu. Sampai sekarang saya belum bayar (uang sekolah anak yang masih TK). Tetapi kalau anak saya tidak kasih sekolah TK, otomatis tahun depan dia tidak bisa masuk SD (karena persyaratan masuk SD harus ada ijazah TK). Menangis saya," kata Yunita dengan mata berkaca-kaca.

Yunita masih bersyukur karena tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli seragam TK untuk anaknya.

"Untung bajunya sudah ada baju dari kakanya yang saya simpan. Jadi, saya tidak belikan baju baru untuk dia (anak yang masih TK)," jelasnya.

Baca juga: Covid-19 Mulai Menyerang Anak-anak di Madiun, Wali Kota Siapkan Ruang Isolasi Khusus

Sementara itu, pedagang lain Agustina Ngongo (42) juga mengeluhkan hal serupa. Pendapatannya turun setelah waktu operasional pasar dibatasi.

"Jual satu hari hanya bisa beli beras satu atau dua kilogram saja. Barang saya biasa laku pas jam 09.00 (Wita) sampai jam 10.00 (Wita). Tapi batas operasi pasar (untuk siang hari) sampai 10.00 Wita (selama PPKM). Yah sudah, mau bagaimana lagi. PPKM ini buat setengah mati," kata Agustina.

Ia berharap PPKM level 4 yang berlaku saat ini dapat membawa sedikit perubahan. Sebab, transaksi jual beli dimulai pada pukul 05.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita.

"Setidaknya ada tambahan dua jam untuk kami jualan," kata Agustina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Dihadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Dihadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com