Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kajari Marah Keluarga dari Pasien Covid-19 Ada di Dalam Ruang Isolasi RSUD Praya

Kompas.com - 26/07/2021, 18:20 WIB
Idham Khalid,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Lombok Tengah bersitegang dengan pihak rumah sakit saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya Lombok Tengah, Senin (26/7/2021).

Sidak tersebut dihadiri oleh Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri selaku Kasatgas Covid-19 Lombok Tengah, Kepala Kejaksaan Neger Fadil Regani, dan Kapolre Lombok Tengah AKBP Esty Setyo Nugroho.

Dalam sidak tersebut Kajari Lombok Tengah Kajari Fadil Regan sempat bersitegang dengan humas rumah sakit RSUD Praya dokter Yuda Permana, saat melihat adanya para penunggu pasien Covid-19 yang berada di ruangan isolasi melalui pantauan kamera CCTV.

“Saya orangtua saya dirawat di rumah sakit Persahabatan Jakarta itu kalau sudah masuk ruangan seperti ini tidak boleh masuk keluarga,” kata Fadil, membandingkan penanganan di rumah sakit di Jakarta tempat ibunya dirawat.

Baca juga: Gotong Royong Saat Pandemi Covid-19: Beri Seikhlasnya, Ambil Seperlunya

Fadil menyampaikan, jika keluarga ingin mengantarkan logistik untuk pasien, harus melalui loket yang kemudian diserahkan kepada petugas agar pihak keluarga dan pasien tidak berinteraksi yang berpotensi menularkan Covid-19.

“Orangtua saya di Jakarta, Pak, memang pasien itu untuk konsumsi itu diserahkan ke petugas loket. Jadi, tenaga medislah yang mengantar ke sana, bukan orang lain masuk, kalian (nakes),” kata Fadil dengan nada tinggi.

Fadil menuturkan, jika penangan terus seperti ini, akan membuat penangan Covid-19 di Lombok Tengah tidak akan tuntas.

“Percuma APD ini, kalau begini kamu nyiksa orang begini,” kata Fadil.

Menanggapi pernyataan Kajari, dokter Yuda Permana menyebut, kebijakan tersebut diterapkan karena kondisi pasien yang membutuhkan logistik yang dibawakan oleh keluarga.

“Untuk penunggu, kebijakan kami untuk kebutuhan logistik pasien, kadang-kadang disuplai oleh keluarga, jadi harus ada tempat transaksi,” kata Yuda, menjelaskan ke petugas sidak.

Yuda menuturkan, kebijakan membolehkan penunggu pasien Covid-19, untuk memudahkan pasien dalam memperoleh kebutuhannya, berupa keperluan makan maupun keperluan lainnya.

Baca juga: Saat Warga Madiun Gunakan Tradisi Dongkrek Usir Wabah Covid-19...

“Jadi, kebijakan kami adalah mengizinkan satu orang penunggu atau pendamping pasien, kenapa arena, kemungkinan pasien memerlukan kebutuhan, maka ada transaksi di luar, dan pendamping tidak boleh keluar,” kata Yuda.

Namun, Kajari menilai bahwa aturan tersebut tidak mempunyai landasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Penyelidikan Dugaan Korupsi Payung Elektrik Masjid Raya Annur Riau Dihentikan

Regional
Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Sederet Fakta Pembunuhan Karyawan Toko di Sukoharjo, Korban Dibunuh 3 Pria, Pelaku Bawa Kabur THR Korban

Regional
Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Anggota OPM Pelaku Penyerangan Pos Kisor Serahkan Diri dan Kembali ke Pangkuan NKRI

Regional
Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Regional
PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

PDAM Magelang Beri Diskon untuk Masyarakat Penghasilan Rendah, Catat Tanggalnya

Regional
Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Timnas Menang Atas Korea Selatan, Warga Ambon Konvoi sambil Bunyikan Klakson

Regional
Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Cerita Nelayan Berhari-hari Bantu Cari Dokter Wisnu di Laut, Keluarganya Pernah Jadi Pasien Sang Dokter

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

[POPULER REGIONAL] Gibran Tak Terima Satyalancana | Kisah Inspiratif Adi, Petani Hidroponik Asal Blora

Regional
Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com