KARAWANG, KOMPAS.com - Yeti Saniati (40) mengaku bersyukur mendapat bantuan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat berupa 10 kilogram beras dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
"Meski cuma 10 kilogram, lumayan banget. Alhamdulillah sangat membantu," ungkap Yeti ditemui Kompas.com di sela pembagian bantuan beras di Kantor Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, Senin (19/7/2021).
Bantuan beras yang disalurkan oleh Bulog itu, kata Yeti, sangat membantu mencukup kebutuhan keluarganya.
Baca juga: Jeritan Perajin Kopiah Cianjur, Sudah 2 Musim Haji Dibatalkan, Omzet Pun Terjun Bebas
Sebab sejak pandemi Covid-19 melanda, suaminya menganggur. Tadinya suaminya bekerja menjadi penjaga pabrik dengan gaji sekitar Rp 800.000.
"Anak saya yang paling gede juga nganggur. Sudah dua tahun cari-cari kerja tapi belum dapet," kata warga Dusun Kalijurang, RT 001, RW 002, Desa Purwasari itu.
Selain kerepotan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Yeti juga masih harus menyisihkan uang untuk dua anaknya yang masih sekolah. Sementara si bungsu masih balita.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ujar Yeti, ia dan keluarganya mengandalkan upah menggunting bahan boneka.
Baca juga: Jual Dedak untuk Bertahan Hidup, Nenek Ini Berharap Bansos dari Pemerintah
Satu kodi atau 20 buah dibayar Rp 6.000. Dalam sehari, ia mampu menyelesaikan lima kodi.
"Sehari sekitar Rp 30.000. Dibilang cukup ya enggak cukup. Dicukup-cukupin," ungkap Yeti sembari duduk di motor.
Karena itu, Yeti berharap pemerintah tak hanya memberi bantuan saat PPKM Darurat saja. Melainkan hingga pandemi Covid-19 berakhir.
"Mudah-mudahan terus gak hanya pas PPKM," kata dia.
Yeti pun mengaku tak masalah jika harus divaksinasi. Pun, untuk mengikuti anjuran pemerintah.
"Mau-mau aja. RT RW juga ada yang sosialisasi soal vaksin dan prokes," ucapnya.