Rully mencontohkan, pihaknya kesulitan mencari saksi karena tak semua pemiliki rumah kos yang menjadi tempat para transpuan mau menjadi saksi.
Selain itu, ia jarang menemukan pemilik kos yang mau ditumpangi kartu keluarganya untuk membuat KTP.
"Dari 17 (transpuan) yang mengajukan belum ada yang terealisasi," ucap Rully.
Terdapat 284 transpuan di DIY. Rinciannya, 184 orang memiliki KTP atau tinggal lama di DIY. Sisanya, sekitar 100 orang berpindah-pindah.
Baca juga: 3 Hari PPKM Darurat DI Yogyakarta, 312 Tempat Usaha Non-esensial Ditutup
Selama pandemi, WCC sudah pernah membuat dapur umum bersama lembaga donor pada Juni-Desember 2020. Mereka juga memberikan pelatihan kepada para transpuan, seperti membuat anyaman dan batik.
Namun, Rully mengaku hal itu sulit dilakukan karena para transpuan harus berubah dari pekerjaan lamanya.
Yang berhasil ada sedikit, paling untuk makan sendiri. Perlu ada stimulan atau mendirikan koperasi," ucap Rully.
Hal serupa pernah disampaikan pemimpin Pesantren Waria Al Fatah Yogyakarta Shinta Ratri. Ia mengatakan, terus berupaya mengajak transpuan untuk hidup mandiri dan bekerja di sektor lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.