Salin Artikel

Nasib Transpuan Terpapar Covid-19, Kesulitan Dapat Bantuan Saat Isolasi Mandiri

Waria Crisis Center (WCC) membuka donasi untuk membantu transpuan dan kaum minoritas lain yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Penggalangan dana itu disampaikan akun Instagram @panggungminoritas.

"Mendesak, selama pandemi terjadi 11 orang waria/transpuan di Yogya telah berpulang. Dan saat PPKM Berlangsung 7 orang waria sedang sakit dan melakukan isolasi mandiri di kamar kos. Mereka tanpa bantuan dari pemerintah ataupun Satgas covid-19. Sembako, masker, vitamin, serta uang tunai, menjadi hal dasar yang dibutuhkan saat ini," tulis poster penggalangan dana itu.

Koordinator WCC Rully Mallay membenarkan penggalangan dana tersebut. Ia mengatakan, sampai saat ini, sudah terkumpul donasi sebesar Rp 30 juta.

Dana itu digunakan untuk membantu para transpuan yang sedang terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri.

Mereka tak hanya membantu para transpuan, tapi juga wanita pekerja seks (WPS) di kawasan Parangkusumo Bantul.

Saat ini, WCC membantu 10 transpuan dan lima WPS yang melakukan isolasi mandiri.

"Kami melakukan penggalangan dana tidak hanya transpuan sedang mengalami itu (isolasi mandiri), teman yang terdampak seperti WPS (Wanita Pekerja seks) kebetulan saya sudah survei di Parangkusumo," kata Rully yang dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon Sabtu (10/7/2021).

WCC telah mengirimkan obat dan vitamin kepada transpuan dan WPS yang sedang menjalani isolasi mandiri itu.

Saat ditanya tentang jumlah 11 transpuan meninggal selama pandemi seperti yang tercantum dalam poster penggalangan dananya, Rully menyebut mereka meninggal bukan karena Covid-19, tapi keterbatasan akses bantuan obat.

Hal itu yang mendorong dirinya segera bergerak membantu para transpuan di masa sulit seperti ini.


Rully berharap, bantuan itu tak hanya fokus kepada para transpuan dan kaum minoritas yang sedang menjalani isolasi mandiri. Ke depan, Rully berharap bisa membantu para transpuan yang terdampak pandemi Covid-19.

Menurutnya, para transpuan yang sebagian besar bekerja sebagai pengamen dan sektor nonformal lainnya kesulitan mencari nafkah selama pandemi. Apalagi, pemerintah menerapkan sejumlah pembatasan untuk mengendalikan Covid-19.

Benahi organisasi

Dalam perjalanannya, WCC didampingi dua akademisi dari salah satu universitas swasta di Yogyakarta untuk membenahi kelembagaan.

Rully berharap, bantuan yang diberikan WCC di masa depan bisa lebih tepat sasaran.

Menurutnya, lembaga yang sudah terkonsep nanti akan berusaha membantu masyarakat yang selama ini terpinggirkan.

Selama ini, transpuan dan WPS tak bisa mengakses bantuan dari pemerintah karena belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan sejumlah alasan lainnya, seperti sudah meninggalkan keluarga cukup lama.

WCC sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sesuai imbauan Kementerian Dalam Negeri untuk mengurus administrasi kependudukan para transpuan.

Namun, upaya itu tak semudah yang dibayangkannya. Admnistrasi yang harus melibatkan dokumen lengkap membuatnya kesulitan.


Rully mencontohkan, pihaknya kesulitan mencari saksi karena tak semua pemiliki rumah kos yang menjadi tempat para transpuan mau menjadi saksi.

Selain itu, ia jarang menemukan pemilik kos yang mau ditumpangi kartu keluarganya untuk membuat KTP.

"Dari 17 (transpuan) yang mengajukan belum ada yang terealisasi," ucap Rully.

Terdapat 284 transpuan di DIY. Rinciannya, 184 orang memiliki KTP atau tinggal lama di DIY. Sisanya, sekitar 100 orang berpindah-pindah.

Selama pandemi, WCC sudah pernah membuat dapur umum bersama lembaga donor pada Juni-Desember 2020. Mereka juga memberikan pelatihan kepada para transpuan, seperti membuat anyaman dan batik.

Namun, Rully mengaku hal itu sulit dilakukan karena para transpuan harus berubah dari pekerjaan lamanya.

Yang berhasil ada sedikit, paling untuk makan sendiri. Perlu ada stimulan atau mendirikan koperasi," ucap Rully.

Hal serupa pernah disampaikan pemimpin Pesantren Waria Al Fatah Yogyakarta Shinta Ratri. Ia mengatakan, terus berupaya mengajak transpuan untuk hidup mandiri dan bekerja di sektor lain.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/10/150936078/nasib-transpuan-terpapar-covid-19-kesulitan-dapat-bantuan-saat-isolasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke