KOMPAS.com - Kerusuhan terjadi Kabupaten Yalimo Papu setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Erdi Dabi-Jhon Wilil gugur dari kepesertaannya dalam Pilkada Yalimo 2020 pada Selasa (29/6/2021).
Massa yang diduga pendukung pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil membakar sejumlah bangunan di Distrik Elelim, Yalimo.
Total 34 kantor pemerintahan, 126 rumah kios, empat kendaraan roda empat dan 115 kendaraan roda dua menjadi sasaran amuk massa. Akibat aksi tersebut, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 324 miliar.
Baca juga: Kapolda Papua: Penanganan Situasi Yalimo Bergantung pada Pemerintah Pusat
Salah satu korban kerusuhan adalah Kardas. Ia tinggal di Yalimo sejak 2009 dan memiliki usaha kayu.
Pasca-kerusuhan, dia pun memilih mengungsi ke Wamena. Ia bercerita, saat kerusuhan, ruko miliknya di Yalimo ikut dibakar massa.
Di hari kejadian Kardas mengaku didatangi massa dan mereka meminta agar Kardas keluar dari rukonya karena akan dibakar. Bahkan massa sempat meminta Kardas untuk mengambil barang-barang berharga.
Baca juga: Cerita Pengungsi Kerusuhan Yalimo Diminta Keluar oleh Massa, Saksikan Rukonya Dibakar
Ia mengaku mengenal sebagian massa yang membakar rukonya dan ia menjelaskan massa tak melakukan kekerasan pada warga yang rukonya dibakar.
Baca juga: 126 Ruko, 34 Kantor Pemerintahan Dibakar, Kapolda Papua: Kerugian Rp 324 Miliar di Yalimo
"Yang bakar kita teman-teman semua," kata Kardas yang berprofesi sebagai pengusaha kayu.
Menurutnya, saat kerusuhan tak ada aparat di lokasi kejadian. Karena trauma, ia pun memilih mengungsi ke Wamena. Ia akan kembali ke Yalimo jika kondosi sudah kondusif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.