Selain berfungsi sebagai pencegah banjir, sumber irigasi, dan juga tenaga listrik, Waduk Gajah Mungkur juga menjadi salah satu obyek wisata ikonik Kabupaten Wonogiri.
Lokasi tersebut memiliki kebun binatang mini hingga waterboom yang digunakan untuk berenang bagi pengunjung dewasa ataupun anak-anak.
Baca juga: Lapan: Waterspout Waduk Gajah Mungkur Langka, Waspada hingga Februari
Saat ini sisa-sisa pemukiman di sekitar waduk masih bisa ditemui. Termasuk jalan hingga jembatan yang dulu adalah akses utama Wonogiri menuju Kecamatan Pracimantoro.
Termasuk juga fondasi rumah, bekas tiang rumah, sumur, hingga makam. Namunkondisinya tak lagi utuh karena tergerus air waduk saat musim hujan.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Darti adalah salah satu warga Desa Pondok Sari. Desa tersebut sekarang sudah tak ada lagi karena tenggelam di Waduk Gajah Mungkur.
Baca juga: Ini Fakta Menarik Fenomena Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur
Darti bercerita ia tak ikut transmigrasi karena masih punya tanah yang tak terdampak. Ia kini tinggal di Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri.
“Saya tidak ikut pindah (transmigrasi) karena masih punya tanah yang tidak terdampak. Dulu sawahnya di sana (luar waduk), tetapi rumahnya di sini (yang kini menjadi waduk). Yang punya tanah ya enggak ikut transmigrasi, tetapi tetap dapat ganti rugi,” ujar Darti.
Kepada Kompas.com, ia bercerita jika masih ingat kawasan tersebut sebelum tenggelam menjadi waduk.
“Dulu itu jalan besar, mas. Kalau dari Wonogiri mau ke Pracimantoro, ya lewatnya jalan itu. Dulu sungai di bawah jembatan itu besar dan dalam. Namanya Sungai Tempuran karena merupakan gabungan dua sungai,” kata Darti.
Baca juga: Waterspout Waduk Gajah Mungkur, Kenali Tanda dan Waktu Datangnya Puting Beliung
“Itu yang ada motor itu, mas. Terus agak ke pojok sedikit. Itu dulu rumah saya,” ujar Darti sembari menunjuk lokasi rumahnya dulu.
“Dulu ini juga jalan utama, mas kalau mau ke Baturetno. Jalan ini ramai, banyak kendaraan yang melintas. Jalan ini biasanya dilewati mereka yang akan berjualan di Pasar Baturetno atau Wuryantoro,” imbuh Darti.
Baca juga: Mengenang Perkampungan yang Kini Menjadi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Ia juga masih ingat tempat para pedagang biasanya berhenti di suatu rumah makan atau penginapan saat hendak menjual barang dagangannya.
“Di situ dulu ada warung punya Bu Darso. Warung itu dulu ramai oleh pedagang yang beristirahat. Biasanya pedagang menginap dulu di sana kalau ingin berjualan di Pasar Wuryantorom” kata Darti.
Ia juga menyebut jika Presiden Kedua Soeharto pernah tinggal di desa yang kini ada di dasar Waduk Gajah Mungkur.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Peresmian Waduk Gajah Mungkur Wonogiri
Soeharto tinggal di lokasi tersebut sebelum akhirnya pindah ke rumah yang saat ini dikenal menjadi lokasi Museum Wayang Indonesia.
“Dulu Pak Harto semasa kecil tinggal di rumah pakde-nya, Pak Bei Tani. Dulu kalau enggak salah ia pernah tinggal di sini (sambil menunjuk salah satu areal sawah), sebelum pindah ke tempat yang sekarang ini menjadi Museum Wayang Indonesia,” imbuh dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Jawahir Gustav Rizal, Anggara Wikan Prasetya | Editor : Rizal Setyo Nugroho, Wahyu Adityo Prodjo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.