Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ikan Mendadak Mati di Karamba Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Kebanyakan Siap Panen

Kompas.com - 22/06/2021, 06:05 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com-Ribuan ikan dilaporkan mendadak mati di karamba Waduk Gajah Mungkur setelah hujan deras mengguyur Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Belum diketahui penyebab matinya ribuan milik warga pembudidaya ikan nila di karamba WGM.

Ketua Pembudidaya Ikan Nila Kencana di Karamba WGM, Sugiyanto yang dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021) membenarkan matinya ribuan ikan tersebut.

Peristiwa itu terjadi kemarin setelah hujan mengguyur bumi gaplek.

“Kemarin kan hujan deras beberapa hari. Kemungkinan berdampak pada kondisi air kemudian menjadikan banyak yang mati,” kata Sugiyanto.

Baca juga: Foto Viral Ribuan Ikan Mati Membusuk di Kawasan Wisata Pantai di Batubara, DLH: Penyebab Masih Dicari

Sugiyanto mengatakan matinya ikan itu biasanya terjadi pada saat pergantian musim kemarau ke musim penghujan sekitar bulan Oktober atau November. Tapi belum sampai ke bulan itu sudah mengalami kematian.

Bahkan sebelum terjadi pergantian musim, petani sudah mengantisipasi dengan penjarangan atau mengurangi populasi ikan di karamba dari 2.000 ekor menjadi 1.000 ekor.

Namun para petani belum sempat penjarangan sudah diterjang musibah matinya ribuan ekor ikan pasca hujan lebat. Padahal, posisi ikan saat ini sudah siap dipanen dan dijual ke konsumen.

“Rata-rata ikan mati malah yang siap panen,” jelas Sugiyanto.

Kendati demikian tidak semua petani mengalami kematian pada ikannya pasca hujan lebat melanda Kabupaten Wonogiri.

Laporan sementara, setidaknya ada empat kelompok dengan total ikan mati sebanyak 1,5 ton atau senilai Rp 40 juta.

Ia menambahkan kebanyakan ikan mati berada pada karamba dengan posisi padat populasinya. Sementara karamba dengan jumlah ikan sedikit jarang ditemukan kasus kematian ikan mendadak.

Terhadap kejadian itu, demikian Sugianto, ribuan ikan yang mati tidak lagi dijual. Sebanyak 1,5 ton ikan yang mati mendadak dikubur oleh petani.

“Ikan mati itu tidak kami jual. Tapi kami kubur,” kata Sugiyanto.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Tegal Melonjak, Wakil Wali Kota: Siapkan Ruang Isolasi Saja Tak Cukup

Sementara sisa ikan yang berada di karamba tetap dibiarkan berkembang. Petani tidak berani memanen lebih awal lantaran saat ini pasaran sepi selama pandemi berlangsung.

Agar tidak banyak ikan yang mati, para petani memilih mengurangi populasi ikan di karamba. Selain itu tidak memberi makanan kepada ikan dalam waktu hingga tujuh hari.

Pasalnya saat mencerna makanan ikan membutuhkan banyak oksigen di dalam air.

Kondisi air yang keruh pasca hujan lebat menjadikan kadar oksigen di air menjadi berkurang. Dengan demikian, resiko ikan mati lebih tinggi bila kekurangan oksigen saat mencerna makanan yang diberikan petani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com