Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Becak Pertama di Yogyakarta, dari Antar Beras hingga Candu

Kompas.com - 13/06/2021, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Becak dan Yogyakarta adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Sepanjang Jalan Malioboro, sangat mudah ditemukan tukang becak.

Mereka dengan setia menawarkan jasa kepada pegunjung untuk berkeliling kawasan di sekitar Malioboro.

Lalu bagaimana sejarah becak pertama di Yogyakarta?

Dikutip dari nationalgeographic.grid.id. Sejarah becak di Yogyakarta tak lepas dari perjalanan Ong Kho Sioe seorang penguasaha beras dan becak yang tersohor di Pecinan Ketandan pada tahun 1940-an.

Ia disebut sebagai pemiliki Gedong Tinggi atau Rumah Kongsi atau Rumah Candu yang ada di Ketandan.

Baca juga: 2 Kejadian Hebohkan Malioboro, Dari Lele Hingga Wisatawan Ditendang

Tercatat dia memiliki empat rumah kongsi. Yang pertama adala rumah kongsi OKS (Ong Kho Sioe) yang merangkap rumah candu.

Yang kedua adalah rumah kongsi OOP (Ong O Poo). Yang ketiga adalah rumah kongsi Suryatman, dan rumah kongsi Kantil. Terakhir, satu rumah candu yang kini menjadi toko Mirota.

Rumah kongsi OKS yang bergaya kolonial masih ada dan pemiliknya adalah cucu Ong Kho Sioe yang bernama Alberta Gunawan (59).

Ia bercerita jika engkongnya, Ong Kho Shoe adalah salah satu pioner yang membuka usaha di Ketandan dengan branding nama OKS.

Baca juga: Penjual Pecel Nuthuk Harga ke Wisatawan Malioboro, Sandiaga Uno: Jika Terulang, Mereka Bisa Kapok Berkunjung

Impian persaudaaan dan perdamaian anak bangsa di masa depan akan menjadi segera menjadi nyata. Semua halangan pasti akan terlampaui. Gerbang yang menghubungkan Kawasan Pecinan Ketandan dan Malioboro ini digambarkan sebagai wakil dari pesan tersebut.Augustinus Madyana Putra Impian persaudaaan dan perdamaian anak bangsa di masa depan akan menjadi segera menjadi nyata. Semua halangan pasti akan terlampaui. Gerbang yang menghubungkan Kawasan Pecinan Ketandan dan Malioboro ini digambarkan sebagai wakil dari pesan tersebut.
Sang engkong menghidupi orang-orang China yang datang ke Ketandan dari usaha becak dan beras miliknya.

“Engkong menghidupi orang-orang dari Cina yang datang ke Ketandan dengan usaha becak dan beras itu. Setiap hari sejak zaman papa sampai zaman saya kecil itu Engkong Emak masak bubur dengan taburan ubi,” ujar Alberta yang akrab dipanggil Berta.

“Setiap hari, ya ngasi makan orang-orang itu sampai orang itu bisa usaha sendiri.”

Ia menyebut salah satu nama alumni rumah kongsi OKS adalah generasi pertama pemilik Toko Ramai di Malioboro saat ini.

Baca juga: 100 Hari Pemerintahan Gibran-Teguh, Rencana Sulap Kawasan Ngarsopuro Jadi Malioboro-nya Solo hingga Percepatan Vaksinasi

Sang engkong mengawali usaha becak dengan merakit sendiri di bengkel miliknya. Kala itu para pembecaknya berkumpul di Mergangsan.

“Ceritanya, awal merakit becak itu engkong merakit sendiri, punya bengkel. Ngumpulin dari toko besi ada ruji, rangka, lalu slebor dan terpal sama Pak Sami. Dulu para pembecaknya ngumpul di Mergangsan,” ujar Berta.

Menurutnya salah satu alasan sang kakek merakit becak adalah untuk mengantar istrinya mengirim beras ke konsumen serta kawan-kawannya, dan tamu-tamu dari Cina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com