Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kampung Pecinan Ketandan Yogyakarta dan Kapitan Tan Jin Sing

Kompas.com - 08/02/2016, 09:45 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bicara soal perayaan Imlek di Yogyakarta tentu tidak bisa dilepaskan dari Kampung Ketandan. Kampung Pecinan ini terletak di jalan Malioboro, tepatnya sebelah utara Pasar Beringharjo. Di sinilah gelaran Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) terpusat.

Ketandan merupakan salah satu kampung yang mempunyai peran penting dalam perkembangan etnis Tionghoa di Yogyakarta.

"Ketandan itu dari kata "Tondo" atau sebutan untuk penarik pajak warga Tionghoa untuk keraton. Dulu disini tempat tinggal pejabat penarik pajak itu," kata Tjundaka Prabawa, tokoh Tionghoa di Ketandan, saat ditemui Kompas.com, Jumat (5/0/2016).

Tjundaka menjelaskan, membahas sejarah Ketandan tentu akan berbicara mengenai salah satu tokoh Tionghoa yang karena jasanya mendapat gelar dari Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono III.

"Keberadaan Ketandan tidak lepas dari salah satu tokoh bernama Tan Jin Sing ( antara tahun 1760 sampai 1831). Tan Jin Sing merupakan seorang Kapitan Tionghoa," katanya.

Ia menuturkan, Tan Jin Sing adalah putra seorang bangsawan Jawa. Ayahnya Demang Kalibeber di Wonosobo dan Ibunya masih keturunan Sultan Amangkurat dari Mataram bernama Raden Ayu Patrawijaya.

Saat Tan Jin Sing masih bayi, ayahnya Demang Kalibeber meninggal dunia. Ada seorang sudagar Tionghoa bernama Oie The Long merasa kasihan dan memutuskan untuk mengadopsi.

Anak laki-laki yang masih bayi tersebut lantas diberinama Tan Jin Sing.

"Anaknya ganteng, putih, matanya lebar, ibu angkatnya senang dan setuju Tan Jin Sing diadopsi," ucapnya.

Sepeninggal ibu angkatnya, Oie The Long lantas meminta Raden Ayu Patrawijaya (ibu kandung Tan Jin Sing) untuk mengasuh Tan Jin Sing. Dari seringnya bertemu, Oie The Long jatuh cinta dengan Raden Ayu Patrawijaya dan keduanya akhirnya menikah.

"12 tahun menikah, ibunya Tan Jin Sing (Raden Ayu Patrawijaya) meninggal. Sebelum meninggal itu, ia bilang ke Tan Jin Sing jika dialah ibu kandungnya," ucapnya.

Tan Jin Sing lanjutnya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pandai. Bahkan Tan Jin Sing mampu menguasai 3 bahasa yakni Hokian, Mandarin dan Inggris.

Setelah dewasa, Tan Jin Sing lalu menikah dengan perempuan Tionghoa anak seorang Kapitan Cina di Yogyakarta. Sepeninggal mertuanya, Tan Jin Sing pun lantas diangkat sebagai Kapitan Cina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com