SALATIGA, KOMPAS.com - Abu (62) mengangkut sembako bantuan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Salatiga ke becaknya.
Ada beberapa kantong sekaligus yang dibawanya, untuk dibagikan ke rekannya. Meski sudah sepuh, masih terlihat sisa-sisa tenaganya.
Dia sudah puluhan tahun menjadi tukang becak dan menggantungkan hidupnya dari menyusuri jalanan di Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Baca juga: Pedagang hingga Tukang Becak Kompak Tunjukkan Sikap Sempurna Saat Indonesia Raya Dikumandangkan
Abu setiap hari mangkal di daerah Pasar Raya untuk menanti calon penumpang.
"Memang saat ini sangat sepi, selain karena banyak ojek online, juga karena pandemi. Banyak yang memilih belanja online daripada ke pasar," ujarnya, Kamis (20/5/2021) usai menerima bantuan di Pendopo Mapolres Salatiga.
Dalam kondisi normal sebelum pandemi, dia bisa mendapat pemasukan sekitar Rp 50.000 per hari.
Namun saat ini, bisa memeroleh uang Rp 30.000 pun dia merasa sangat bersyukur.
"Saya hanya mengandalkan pelanggan, para pedagang di pasar yang sudah tahunan bersama, jadi sudah saling percaya," kata Abu.
Baca juga: Senyum Ratusan Tukang Becak Saat Terima Santunan Ramadhan, Tusiyo: Cari Rezeki Itu Susah
Diakuinya, pandemi Covid-19 membawa dampak bagi pendapatannya.
Meski sudah mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan mengunakan hand sanitizer, tak ada penumpang yang menaiki becaknya.
"Seperti habis pikir mau bagaimana lagi, tidak mungkin saya mencari pekerjaan lain karena usia sudah semakin tua," jelasnya.